Senin, 13 Maret 2017

LAPORAN HASIL PENELITIAN SERTA TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN IPA SMP

LAPORAN HASIL PENELITIAN SERTA TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN IPA SMP

PTK Biologi SMP Abstrak


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini




Inilah beberapa contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPA SMP

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):PENERAPAN METODE ESKPERIMEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA IPA PADA MATERI MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP  DI KELAS VIID  SMPN

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ASAM, BASA, GARAM DI KELAS VII SMP DENGAN METODE KERJA KELOMPOK

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONSEP ZAT DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS MANDIRI PADA SISWA KELAS VII-4 SMP

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):PENERAPAN METODE DEMONTRASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA  MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VIII-A SMP

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):UPAYA MERNINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DALAM KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH DI KELAS VIII-3 SMP MELALUI PEMBERIAN TUGAS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBELAJARAN 

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN METODE EXPERIMEN DI KELAS VIII SMP PADA POKOK BAHASAN ALAT GERAK PADA TUBUH MANUSIA 

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA  SMP (lengkap):UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS IX SMPN DENGAN METODA CARTA DAN MODEL
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAHASA INDONESIA (lengkap): MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK VISUALISASI GAMBAR 


MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KEMAGNETAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KEMAGNETAN

PTK Biologi SMP Abstrak


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini



PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada pembelajaran IPA, peneliti melakukan pengamatan terhadap kreativitas peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 . Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan  bahwa kreativitas peserta didik kelas IX A tersebut masih rendah. Hal ini terbukti setiap pembelajaran IPA dari 26 peserta didik hanya 20 prosen yang menunjukkan kreativitas  baik, sedangkan 80 prosen yang lain atau 21 peserta didik yang lain pasif,  ada yang mengantuk ada yang bicara dengan temannya dan ada yang diam tetapi melamun sehingga jika diberi pertanyaan oleh guru tidak menunjukkan  jari atau menjawab. Tugas dan pekerjaan rumah yang guru berikan juga hanya membebani mereka karena sebagian besar dari peserta didik tidak dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar. Selain kreativitas peserta didik tersebut,  hasil belajar juga rendah. Hal ini terbukti hasil Ulangan Harian dari materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. dengan KD 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet. hanya 27 prosen dari 26 peserta didik  atau 7 peserta didik yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu  Pengetahuan Alam memiliki KKM yaitu 70. Hasil Ulangan Harian tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50 serta peserta didik yang mendapat nilai tertinggi hanya 2 peserta didik sedangkan peserta didik yang lain jauh di bawahnya. Selanjutnya hasil pengamatan dan hasil belajar tersebut dinamakan kondisi awal penelitian.  
Sebelum penelitian, peneliti belum menggunakan Kit magnet, sedangkan pembelajaran IPA hanya menggunakan buku materi, LCD sebagai media pembelajaran, metode informasi,  dan tanya jawab serta penugasan. Sebelum memulai pembelajaran peserta didik diminta untuk membaca buku materi kemudian dilanjutkan pra tes, setelah pra tes dibahas baru memulai pembelajaran dan diakhiri dengan penugasan.  Namun penugasan ini membuat peserta didik terlalu terbebani dan juga membuat mereka jenuh
Harapan peneliti kreativitas dan hasil belajar materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 meningkat. Kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 perlu ditingkatkan karena kreativitas yang rendah akan dapat menyebabkan kemalasan yang berkepanjangan sehingga dapat mengakibatkan peserta didik putus sekolah. Demikian pula hasil belajar perlu ditingkatkan karena nilai rapor sangat penting untuk mendukung nilai sekolah yang akhirnya dapat diperhitungkan untuk kelulusan peserta didik.  
Rendahnya kreativitas dan hasil belajar  materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 dapat pula dimungkinkan karena guru. Penggunaan Kit magnet yang sesuai  oleh guru sangat berarti untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar  suatu materi pelajaran. Oleh karena itu guru perlu menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran.
Masalah yang terjadi pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 yaitu kreativitas dan hasil belajar  SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. masih rendah Sedangkan harapan peneliti kreativitas  dan hasil belajar tersebut meningkat. Masalah peneliti yaitu belum menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 Sedangkan harapan  peneliti sudah menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 
Agar masalah tersebut di atas dapat segera mendapatkan jalan keluar maka perlu adanya tindakan oleh peneliti (guru). Tindakan yang dilakukan oleh peneliti tersebut  yaitu menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan tindakan tersebut dibagi dua. Tindakan  ke 1 menggunakan Kit magnet tanpa presentasi dengan cara kelas IX A yang berjumlah 26  peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A, B, C, D, E sehingga kelompok A, B, C, D masing-masing beranggota 5 peserta didik, sedangkan kelompok  F beranggotakan 6 peserta didik..Tindakan ke 2 menggunakan Kit magnet disertai penjelasan guru menggunakan LCD dan presentasi. dengan cara kelas IX A yang berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok I, II, III, IV masing-masing terdiri dari 5  peserta didik sedangkan kelompok V terdiri dari 6 peserta didik. Tindakan-tindakan tersebut peneliti lakukan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar  materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/ 2014.
Rumusan Masalah 
Apakah melalui penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014? 
Tujuan Penelitian. 
Meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 melalui penggunaan Kit magnet.







KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN 
Kreativitas Belajar IPA
Menurut Eng Hock Chia dalam (Pamilu, 2007:1), berkaitan dengan kreativitas belajar IPA, maka menyebutkan kreativitas sebagaian besar berasal dari pengaruh lingkungann dan keterampilan. Oleh karena itu kreativitas tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas. Aktivitas bersifat mutlak untuk kemajuan setiap pribadi. 
Ciri-ciri seorang anak memiliki kreativitas tinggi yaitu (1) selalu ingin tahu, (2) memiliki minat yang luas, (3) suka melalukan aktivitas yang kreatif. Berdasarkan  uraian pendapat di atas tentang kreativitas  belajar IPA, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar IPA yang dimaksud adalah kegiatan atau perilaku siswa pada saat belajar IPA antara lain: (1) berani dan mau bertanya (2) memperhatikan  penjelasan guru (3) mengerjakan latihan atau tugas 
Hasil Belajar  IPA
Hasil belajar merupakan indikator tingkat keberhasilan setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran.  Melalui indikator prestasi belajar, peserta didik dapat mengetahui sejauhmana daya serap (kemampuan akhir) mereka setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru, hasil belajar merupakan indikator ketepatan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang disebut evaluasi. Menurut Solihatin (2007:43) Evaluasi merupakan proses untuk menimbang kebaikan pelajar untuk memberikan penilaian kualitas belajar, yang meliputi tes dan non tes.  . 
Penggunaan Kit Magnet
Hakikat Kit  
Kit pada prinsipnya adalah sebuah alat peraga dan pada hakikatnya adalah suatu alat bantu belajar yang dapat membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Jika dimungkinkan peserta didik dapat belajar sendiri tanpa bantuan guru. Oleh karena itu guru bersifat sebagai fasilitator yang siap memberi arahan jika diperlukan saja. 
Menurut Komaruddin (2002:1) Belajar tidak hanya merupakan konsekwensi otomatis dari penyampaian informasi ke dalam kepala pelajar namun belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari pelajar, oleh karena itu belajar mebutuhkan alat bantu atau  alat peraga. Alat peraga memiliki jenis bermacam-macam tergantung materi pelajarannya. Terdapat pula dalam satu materi memiliki banyak jenis alat peraga. Oleh karena itu guru diharapkan pandai memilih alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi peserta didik.                                         
Kit Magnet 
Kit Magnet merupakan alat peraga IPA yang dapat digunakan untuk mempelajari materi tentang kemagnetan.. dengan kata lain dapat digunakan untuk membantu belajar tentang materi kemagnetan. Alat peraga yang juga merupakan  alat pelajaran menurut Subdit Sarana Pendidikan (2005: 13) adalah salah satu sarana pendidikan yang sangat penting, karena tanpa alat akan menyulitkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Alat pelajaran ini dapat berupa benda sebenarnya tetapi dapat pula berupa benda tiruan.
Penggunaan Kit Magnet Tanpa Presentasi
Menurut Dewey dalam Sugiyanto (2009: 152) deskripsi pandangan tentang pendidikan yaitu sekolah cerminan masyarakat dan kelas adalah laboratorium untuk penyelidikan. oleh karena itu guru didorong agar melibatkan anak didiknya dalam kelompok- kelompok untuk terlibat dalam suatu proyek yang ia minati. 
Berdasarkan pandangan tersebut maka Penggunaan Kit magnet  ini dilakukan secara kelompok Penggunaan Kit magnet  dalam kelompok ini dapat pula untuk mengantisipasi keterbatasan jumlah Kit dan juga keterbatasan waktu yang tersedia. Peserta didik dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kemudian masing-masing kelompok melakukan pengamatan menurut lembar kerja siswa (LKS), Selesai pelaksanaan pengamatan dan diskusi kelompok maka setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan. 
Penggunaan Kit Magnet dengan Presentasi
Pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya komunikasi, dan komunikasi tidak akan efektif tanpa memiliki kecakapan berkomunikasi, Syukur (2008: 2). Pada kegiatan penggunaan Kit magnet yang juga merupakan bagian pendidikan ini tentunya perlu juga adanya komunikasi sedangkan komunikasi ini dilakukan dengan jalan diskusi dan presentasi Penggunaan Kit magnet  dengan presentasi ini dimungkinkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Selain  membuat peserta didik tidak mengantuk, mau berdiskusi, dan mau mengerjakan latihan atau perintah yang terdapat pada lembar kerja, juga dapat membuat peserta didik  berani bertanya dan berani maju ke depan untuk mempresentasikan hasil pengamatannya.
Kerangka berpikir
Pada Kondisi awal guru sebagai peneliti belum menggunakan Kit magnet  dalam pembelajaran IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., dengan KD 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014. Pembelajaran hanya menggunakan buku materi sebagai media pembelajaran, metode informasi, dan tanya jawab serta penugasan. Sebelum memulai Pembelajaran peserta didik diminta untuk membaca buku materi kemudian dilanjutkan pra tes, setelah pra tes dibahas baru memulai pembelajaran dan diakhiri dengan penugasan, karena peneliti belum menggunakan Kit magnet tersebut maka kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. tersebut untuk peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 rendah. 
Supaya kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 tersebut meningkat maka peneliti perlu melakukan tindakan yaitu menggunakan Kit magnet.
Siklus 1 menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran IPA pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 yang dilakukan secara kelompok dan tanpa presentasi.  Kelas IX A yang berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D, dan E sehingga kelompok  A, B, C, D masing-masing beranggotakan 5 peserta didik sedangkan kelompok E memiliki anggota 6 peserta didik. .
Materi pada siklus 1 ini adalah SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.,  sedangkan KD 4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.. Siklus I dilakukan 1 kali pembelajaran dan 1 kali Ulangan harian.
Siklus 2 penggunaan Kit magnet untuk pembelajaran IPA pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 yang dilakukan secara kelompok dengan disertai presentasi. Kelas IX A yang berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok  yaitu kelompok I, II, III, IV, dan V sehingga kelompok  I, II, III, IV masing-masing beranggotakan 5 peserta didik sedangkan kelompok V memiliki anggota 6 peserta didik Materi pada siklus 2 ini  adalah SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan KD 4.3 Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Siklus 2 ini dilakukan satu kali tatap muka pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian.
Kondisi Akhir
Diduga melalui penggunaan Kit magnet dalam pembelajaran IPA  dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014.

Hipotesis Tindakan 
Melalui penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik kelas IX A  SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014.


















METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas IX A Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 SMP Negeri 27 Surakarta mulai bulan Juli 2013 minggu terakhir sampai dengan bulan Desember 2013. 
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Dokumentasi yang alatnya berupa dokumen dan catatan tentang kreativitas dilakukan untuk mendapatkan data kondisi awal. Sedangkan observasi dan tes tertulis dilakukan untuk mendapatkan data siklus 1 dan siklus 2.
Validasi dan Analisis Data
Teknik observasi pada penelitian ini divalidasi dengan melibatkan teman sejawat atau berkolaborasi sedangkan teknik tes tertulis divalidasi dengan kisi-kisi soal. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif komparatif atau membandingkan. 
Prosedur Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi terhadap hasil tindakan.



HASIL TINDAKAN 
Deskripsi Data Kondisi Awal 
Kreativitas belajar peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta. Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 untuk mata pelajaran IPA pada kondisi awal rendah. Hal ini terbukti setiap pembelajaran IPA dari 26 peserta didik hanya 20 prosen yang menunjukkan kreativitas baik, sedangkan 80 prosen yang lain atau 21 peserta didik yang lain pasif  Hasil pembelajaran IPA pada kondisi awal ini juga rendah, hal ini terbukti bahwa Ulangan Harian SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., sedangkan  KD 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet., hanya 27 prosen dari 26 peserta didik  atau 7 peserta didik yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu Pengetahuan Alam memiliki KKM yaitu 70. Hasil Ulangan harian tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50 dan peserta didik yang mendapat nilai tertinggi hanya 2 anak sedangkan peserta didik yang lain jauh di bawahnya.  Nilai Ulangan harian tersebut dapat dilihat pada tabel 
Hasil Belajar Kondisi Awal 
No    KKM    Uraian    Frekuensi
1
2
3    70    Nilai di bawah KKM (belum tercapai )    19
        Nilai sama KKM   (tercapai )    5
        Nilai lebih dari KKM  ( terlampaui )    2





Hasil Belajar Kondisi Awal 
No    Uraian    Prestasi
1    Nilai terendah    50
2    Nilai tertinggi    75
3    Nilai Rerata    6.4
4    Rentang Nilai    25


Deskripsi Data Siklus 1
Kreativitas belajar peserta didik  kelas IX A SMP  Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 untuk mata pelajaran IPA pada siklus 1 ini terdapat 60 prosen dari 26 peserta didik. yaitu 16 peserta didik yang perhatian nya tertuju pada pelajaran. 16 peserta didik tersebut menunjukkan aktif mau menunjukkan jari untuk menjawab pertanyaan guru, mengerjakan laporan hasil pengamatan, aktif berdiskusi , berani bertanya dan tidak mengantuk.  
Pada siklus 1 ini peneliti sudah menggunakan Kit magnet  namun tidak disertai presentasi. Hasil pembelajaran pada siklus 1 yang diperoleh dari hasil Ulangan Harian SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan KD 4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi terdapat  62 prosen dari 26 peserta didik atau 16 peserta didik yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu Pengetahuan Alam memiliki KKM yaitu 70. Hasil Ulangan Harian tersebut nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 60. Nilai Ulangan Harian ini dapat dilihat pada tabel.



Hasil Belajar Siklus 1
No    KKM    Uraian    Frekuensi
1
2
3    70    Nilai di bawah KKM (belum tercapai )    10
        Nilai sama KKM   (tercapai )    11
        Nilai lebih dari KKM  ( terlampaui )    5

Hasil Belajar Siklus 1
No    Uraian    Prestasi
1    Nilai terendah    60
2    Nilai tertinggi    80
3    Nilai Rerata    68.7
4    Rentang Nilai    20

Kreativitas belajar peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I tahun pelajaran 2013/ 2014, dari  kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan yaitu  dari 20 prosen peserta didik yang kreativitasnya baik menjadi 60 prosen. 
Hasil belajar peserta didik  kelas IX A  SMP Negeri 27 Surakarta Semester I tahun pelajaran 2013/ 2014, dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan yaitu  peserta didik yang mendapatkan nilai ≥ KKM  ( KKM IPA = 70) adalah 7 peserta didik.atau 27 prosen sedangkan pada siklus 1 menjadi 16 peserta didik atau 62 prosen.
Deskripsi Data Siklus 2 
Kreativitas belajar peserta didik kelas IX A SMP  Negeri 27  Surakarta  Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 untuk mata pelajaran IPA pada siklus 2 ini terdapat 80 prosen dari 26 peserta didik  yaitu 21 anak perhatian nya telah tertuju pada pelajaran. 21 peserta didik tersebut menunjukkan aktif mau menunjukkan jari untuk menjawab pertanyaan guru, mengerjakan laporan hasil pengamatan, aktif berdiskusi , berani bertanya dan tidak mengantuk serta berani berpresentasi.
Pada siklus 2 ini peneliti sudah menggunakan Kit magnet dan disertai presentasi. Hasil pembelajaran pada siklus 2 yang diperoleh dari hasil Ulangan Harian SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. dengan 4.3 Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik., terdapat  84.6 prosen dari 26 peserta didik atau 22 peserta didik yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki KKM yaitu 70. Hasil Ulangan harian tersebut nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65.  Rekap nilai Ulangan Harian tersebut dapat dilihat pada tabel.
Hasil Belajar Siklus 2
No    KKM    Uraian    Frekuensi
1
2
3    70    Nilai di bawah KKM (belum tercapai )    4
        Nilai sama KKM   (tercapai )    10
        Nilai lebih dari KKM  ( terlampaui )    12


Hasil Belajar Siklus 2
No    Uraian    Prestasi
1    Nilai terendah    65
2    Nilai tertinggi    85
3    Nilai Rerata    64.0
4    Rentang Nilai    20
Kreativitas belajar peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I tahun pelajaran 2013/ 2014, dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yaitu  dari 60 prosen  peserta didik yang kreativitasnya baik menjadi  80 prosen. 
Hasil  belajar peserta didik  kelas IX A  SMP Negeri 27 Surakarta Semester I tahun pelajaran 2013/ 2014, dari  siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yaitu  peserta didik yang mendapatkan nilai ≥ KKM  ( KKM IPA = 70) adalah 16  peserta didik.atau 62 prosen sedangkan pada siklus 2  menjadi 22 peserta didik atau 84.6 prosen.

PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIOLOGI SMP CTL

PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIOLOGI SMP CTL

PTK Biologi SMP Abstrak


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria untuk menetapkan apakah pembelajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi, yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pembelajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa (Sudjana, 2000).
Hasil pengamatan pada proses pembelajaran di Kelas VIII A SMP Negeri 2 XXXX YYYY menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respon siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi / IPA di SMP Negeri 2 XXXX YYYY diperoleh data bahwa nilai untuk KD 2.1  Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian pada SK  tersebut pada  Kompetensi Dasar 2.1 nilai rata-rata siswa Kelas VIII A pada materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan yaitu 54,17 dengan ketuntasan klasikal 50%.
Hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan. Dari hasil wawancara lebih lanjut disimpulkan bahwa perolehan nilai tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode dan pendekatan yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah sebagai metode mengajar, media yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan lebih sering menggambar di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya.
Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu pendekatan yang tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual mengikutsertakan siswa dalam aktivitas-aktivitas penting yang membantu mereka menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Dengan membuat hubungan siswa menjadi lebih mengerti dalam  pekerjaannya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator (Johnson, 2000). Dalam kelas kontekstual guru bisa menggunakan berbagai macam metode mengajar misalnya diskusi, tanya jawab, ceramah dan yang tidak kalah penting yakni metode inkuiri atau penemuan.
Dalam penelitian ini metode penemuan yang digunakan adalah bentuk penemuan terbimbing. Hal ini dilakukan mengingat anak usia SMP masih memerlukan bimbingan dari guru untuk mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep IPA. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna (Rustaman dkk, 2003).
Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan merupakan salah satu materi pokok dalam dalam pelajaran IPA / Biologi kelas VIII. Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah mencari hubungan antara bagian tubuh makhluk hidup dengan fungsinya. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan merupakan salah satu materi yang menarik karena tumbuhan itu sendiri merupakan obyek yang nyata. Pembelajaran materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan sederhana yang dapat dilakukan siswa. Siswa dapat menyelidiki dan menemukan konsep mengenai Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah serta mengidentifikasi fungsinya melalui pengamatan langsung. Berkaitan dengan ini maka  pendekatan kontekstual diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

B.    Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran yang berlangsung di Kelas VIII A SMP Negeri 2 XXXX YYYY adalah:
1.     Pembelajaran yang terjadi bersifat hafalan. Guru hanya memberikan informasi yang berasal dari buku kepada siswa, dan siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru.
2.     Pembelajaran masih berlangsung satu arah dalam hal ini masih didominasi oleh guru.
3.     Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru kurang mendorong siswa untuk belajar yang kondusif.
4.     Kurang bervariasinya media yang digunakan guru. Guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa.
5.     Hasil belajar siswa khususnya pada materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan relatif selalu rendah.
6.     Nilai rata-rata ulangan harian materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan sebesar 54,17.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan konstektual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan di kelas VIII A SMP Negeri 2 XXXX YYYY tahun pelajaran 2010-2011 ?

C.    Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah diterapkannya pendekatan kontekstual pada pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan di Kelas VIII A SMP Negeri 2 XXXX YYYY tahun pelajaran 2010-2011.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga maupun masyarakat.
Dalam pendekatan ini proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi. Penerapan pendekatan kontekstual diharapkan minat belajar siswa dalam mempelajari materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan akan meningkat dan lebih bermakna yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep-konsep tersebut.
Pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual guru bisa menggunakan berbagai macam metode mengajar. Metode ceramah tetap ada,  tetapi hanya sebatas pemberian informasi yang sangat diperlukan siswa. Guru bisa menggunakan metode tanya jawab, diskusi, dan yang paling utama adalah metode penemuan. Dalam proses belajar yang menggunakan metode penemuan, siswa aktif melakukan eksplorasi, observasi, dan investigasi di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini berdampak positif bagi perkembangan intelektual siswa (Darmodjo dan Kaligis, 1992/1993).
Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang kongkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktikkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata (Semiawan dkk, 1985).

D.    Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini beberapa istilah perlu ditegaskan agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:
1.     Aktivitas belajar
Aktivitas belajar adalah keaktifan (kegiatan) yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Dalam penelitian ini, aktivitas belajar yang dimaksud yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meliputi kesiapan mengikuti pelajaran, respon saat guru menerangkan, kesungguhan dalam pengamatan, keaktifan kerja kelompok, menulis dan mempresentasikan hasil pengamatan, bertanya, menjawab pertanyaan serta mengungkapkan pendapat .
2.     Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004). Dalam penelitian ini hasil belajar menekankan pada penguasaan konsep Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar yakni dalam bentuk nilai tes tertulis.
3.     Pendekatan kontekstual Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru  menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mampu membuat hubungan antara  pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Saptono, 2003). Dalam penelitian ini pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu diskusi, tanya jawab, dan penemuan. Metode penemuan yang digunakan adalah dalam bentuk penemuan terbimbing.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 XXXX YYYY tahun pelajaran 2010-2011 pada materi Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual.

F. Manfaat Penelitian
  1. Bagi guru
a.     Mendapatkan suatu strategi pembelajaran biologi yaitu pendekatan kontekstual sebagai suatu alternatif menarik dalam upaya mengaktifkan siswa belajar.
b.     Guru termotivasi untuk senantiasa meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

  1. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan potensi belajar siswa.

G.   Sistematika PTK
Untuk memudahkan pemahaman dalam mengikuti uraian penelitian ini, hasil penelitian yang dilakukan disusun dalam suatu bentuk yang terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.
Bagian awal berisikan halaman judul penelitian, pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bagian inti Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, permasalahan, cara pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika Penelitian Tindakan Kelas. Bab II tentang tinjauan pustaka dan hipotesis tindakan, yang berisikan teori-teori yang dijadikan landasan di dalam penelitian dan merumuskan hipotesis. Bab III tentang metode penelitian, yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan metode yang digunakan dalam penelitian meliputi setting dan karakteristik subjek penelitian, faktor yang diteliti, desain penelitian, prosedur penelitian, data dan cara pengambilan data, dan indikator keberhasilan. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan, menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan hasil penelitian. Bab V simpulan dan saran, berisi simpulan hasil penelitian secara garis besar dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian ... dst p4kbambang@yahoo.com.