Senin, 06 Maret 2017

Langkah-langkah dalam menulis puisi

Langkah-langkah dalam menulis puisi


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini


Membuat puisi sepertinya mudah saja, namun pada nyatanya banyak yang harus di perhatikan agar puisi itu sendiri menarik saat di baca dan mudah dipahami pembaca. Berikut adalah langkah-langkah membuat puisi:       
1.      Tentukan Tema dan Judul.
2.      Menentukan Kata Kunci
3.      Menggunakan Gaya Bahasa
4.      Kembangkan Puisi Seindah Mungkin.
e.       Unsur-Unsur Pembentukan Puisi
Unsur-unsur pembentukan puisi menurut Sulistyo  (2009: 77—78) antara lain:
1.      Diksi
Diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin.
2.      Pengimajian
Pengimajian adalah kemampuan kata-kata yang  dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.

3.      Kata Kongkret
Untuk membangkitkan imaji, maka kata-kata yang harus diperkonkretkan. maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada kata-kata yang menyeluruh.
4.      Bahasa Figuratif (majas)
Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang.
5.      Verifikasi
Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalm puisi untuk membentuk suatu musikalitas. Sedangkan ritma adalah irama yang disebabkan pertentangan atau pergantian bunyi, tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemah, yang mengeluh secara teratur sehingga membentuk keindahan.
6.      Tata Wajah
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraph namun membentuk bait.
f.       Struktur batin puisi
Struktur fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan puisi. I. A. Richards (dalam Sulistyo 2009: 76—77) menyebutkan makna atau struktur batin dengan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:

a.      Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran tersebut menguasai jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.
b.      Perasaan penyair (feeling)
Perasaan penyair (feeling) merupakan faktor yang mempengaruhi dalam penciptaan puisi.
c.       Nada dan suasana
Nada puisi merupakan sikap penyair kepada pembaca. Sedangkan suasana dalam puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada menimbulkan puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
d.      Amanah (pesan)
Amanah merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptkan puisi. Amanah tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanah yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanah yang diberikan penyair. 
g.      Gaya Bahasa Dalam Puisi
Mawadah (2010: 12) bahasa figuratif dalam puisi diantaranya adalah gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa dalam puisi antara lain sebagai berikut:
1.      Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan (tanpa tanda pembandingan) sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa.
2.      Simile
Simile adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan, namun secara sengaja dianggap sama.
3.      Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
4.      Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok. Ironi mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu.
5.      Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.
6.      Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya (parsprototo) atau nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian (totun proparte).
7.      Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang dilebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat sehingga dapat meningkatkan kesan dan pengaruhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar