Contoh PTK SD Kelas 5
JASA PEMBUATAN PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.
Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas,kreativitas, efektivitas, suasana belajar dan kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Pakem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.....
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan
........... 20.... sampai dengan bulan ............ 20..........
Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan
dengan kompetensi menulis karangan untuk siswa
kelas V masuk materi program semester 1 tahun ajaran 20..../20....
Adapun Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas V SD Inpres Tappanjeng UPTD Pendidikan Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, dengan jumlah siswa ... yang terdiri dari......laki-laki dan ....... perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil
pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II,
sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar
siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan
nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II,
kemudian direfleksi.
Hasil penelitian melalui model Paikem kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Paikem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.... meningkat Dari siklus I ke siklus II, terdapat
peningkatan Dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Aspek Kreatifitas
Meningkat dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif; Aspek efektivitas
meningkat dari kategori cukup efektif menjadi efektif .Aspek suasana
belajar meningkat dari kategori cukup menyenangkan menjadi
menyenangkan. Sedangkan hasil belajar Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa (25 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 (100%) meningkat 12 (75 %). Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi76,25 meningkat sebesar 15,94
Kata Kunci : Kompetensi Menulis Karangan. Model Pakem.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mengarang
merupakan salah satu kompetensi yang harus dukuasai oleh siswa.
Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya
dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan serta keterampilan menulis dapat
dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif, yaitu dimulai
sejak di SD. Dengan memiliki kemampuan menulis peserta didik dapat
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalamananya kepada berbagai
pihak. Melalui pembelajaran menulis peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya
nalar, emosional, serta berpikir kritis dan kreatif. Berdasarkan
pengalaman di sekolah pembelajaran menulis khususnya mengarang masih
mengalami kesulitan, ketika mendengar istilah menulis dan mengarang,
bayangannya terkait pada sesuatu yang tidak menarik, menjemukan, dan
bahkan memfrustasikan, yang mengakibatkan kompetensi menulis karangan
siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng Semester I tahun ajaran 20..../20.... masih rendah. Dari 16 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 63 hanya ada 4 (25 %) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 12 (75 %) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 60,31.
Sedangkan dilihat dari kreativitas mengarang siswa juga masih rendah,
dimana saat siswa membuat karangan belum sistimatis pokok pikiran yang
disusun masih tumpang tindih. Kalimat-kalimat dalam paragraf yang
disusun masih kacau, tidak pas, sering terjadi pengulangan kata dan
kalimat satu dengan kalimat lain dan satu paragraf tidak nyambung.
Rendahnya kompetensi menulis karangan disebabkan karena
guru masih berpandangan paradigma lama yaitu mengajar berpusat pada
guru, dimana guru bertindak sebagai sumber informasi yang akan
mentrasfer informasi kepada siswa, guru banyak menerapkan metode ceramah
dan tugas, serta penyajian pelajaran yang monoton membuat suasana
pembelajaran menjadi menjenuhkan dan kurang dapat memotivasi siswa
untuk lebih menyukai menulis karangan. Ketrampilan yang seharusnya
dilatih dan dikembangkan kepada siswa justru didominasi oleh guru
sendiri, sehingga ketrampilan mengarang terabaikan. Materi yang
diberikan kepada siswa belum kontekstual atau belum sesuai dengan
kehidupan nyata sehari-hari bagi siswa. Siswa hanya pasif menunggu
datangnya informasi. Proses belajar mengajar seperti ini
menyebabkan siswa pasif, yang hanya memiliki pola belajar yang terkenal
dengan DDCH ( Datang Duduk Catat, dan Hafal), atau D4 ( Datang Duduk
Dengar, dan Diam).
Diharapkan guru perpandangan terhadap paradigma yang
baru belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan/atau pengalaman. Proses ini bisa dilakukan sendiri oleh
siswa atau bersama dengan dengan orang lain. Mengingat belajar adalah
kegiatan aktif siswa yaitu membangun pemahaman dari berbagai sumber
informasi, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak
siswa dalam membangun gagasannya. Dengan kata lain, partisipasi guru
harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman adalah tanggung jawab
siswa, bukan guru, maka diharapkan guru menerapkan model Pakem.
Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas,kreativitas, efektivitas, suasana belajar dan kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Pakem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.....
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan
........... 20.... sampai dengan bulan ............ 20..........
Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan
dengan kompetensi menulis karangan untuk siswa
kelas V masuk materi program semester 1 tahun ajaran 20..../20....
Adapun Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas V SD Inpres Tappanjeng UPTD Pendidikan Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, dengan jumlah siswa ... yang terdiri dari......laki-laki dan ....... perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil
pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II,
sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar
siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan
nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II,
kemudian direfleksi.
Hasil penelitian melalui model Paikem kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Paikem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.... meningkat Dari siklus I ke siklus II, terdapat
peningkatan Dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Aspek Kreatifitas
Meningkat dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif; Aspek efektivitas
meningkat dari kategori cukup efektif menjadi efektif .Aspek suasana
belajar meningkat dari kategori cukup menyenangkan menjadi
menyenangkan. Sedangkan hasil belajar Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa (25 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 (100%) meningkat 12 (75 %). Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi76,25 meningkat sebesar 15,94
Kata Kunci : Kompetensi Menulis Karangan. Model Pakem.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mengarang
merupakan salah satu kompetensi yang harus dukuasai oleh siswa.
Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya
dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan serta keterampilan menulis dapat
dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif, yaitu dimulai
sejak di SD. Dengan memiliki kemampuan menulis peserta didik dapat
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalamananya kepada berbagai
pihak. Melalui pembelajaran menulis peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya
nalar, emosional, serta berpikir kritis dan kreatif. Berdasarkan
pengalaman di sekolah pembelajaran menulis khususnya mengarang masih
mengalami kesulitan, ketika mendengar istilah menulis dan mengarang,
bayangannya terkait pada sesuatu yang tidak menarik, menjemukan, dan
bahkan memfrustasikan, yang mengakibatkan kompetensi menulis karangan
siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng Semester I tahun ajaran 20..../20.... masih rendah. Dari 16 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 63 hanya ada 4 (25 %) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 12 (75 %) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 60,31.
Sedangkan dilihat dari kreativitas mengarang siswa juga masih rendah,
dimana saat siswa membuat karangan belum sistimatis pokok pikiran yang
disusun masih tumpang tindih. Kalimat-kalimat dalam paragraf yang
disusun masih kacau, tidak pas, sering terjadi pengulangan kata dan
kalimat satu dengan kalimat lain dan satu paragraf tidak nyambung.
Rendahnya kompetensi menulis karangan disebabkan karena
guru masih berpandangan paradigma lama yaitu mengajar berpusat pada
guru, dimana guru bertindak sebagai sumber informasi yang akan
mentrasfer informasi kepada siswa, guru banyak menerapkan metode ceramah
dan tugas, serta penyajian pelajaran yang monoton membuat suasana
pembelajaran menjadi menjenuhkan dan kurang dapat memotivasi siswa
untuk lebih menyukai menulis karangan. Ketrampilan yang seharusnya
dilatih dan dikembangkan kepada siswa justru didominasi oleh guru
sendiri, sehingga ketrampilan mengarang terabaikan. Materi yang
diberikan kepada siswa belum kontekstual atau belum sesuai dengan
kehidupan nyata sehari-hari bagi siswa. Siswa hanya pasif menunggu
datangnya informasi. Proses belajar mengajar seperti ini
menyebabkan siswa pasif, yang hanya memiliki pola belajar yang terkenal
dengan DDCH ( Datang Duduk Catat, dan Hafal), atau D4 ( Datang Duduk
Dengar, dan Diam).
Diharapkan guru perpandangan terhadap paradigma yang
baru belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan/atau pengalaman. Proses ini bisa dilakukan sendiri oleh
siswa atau bersama dengan dengan orang lain. Mengingat belajar adalah
kegiatan aktif siswa yaitu membangun pemahaman dari berbagai sumber
informasi, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak
siswa dalam membangun gagasannya. Dengan kata lain, partisipasi guru
harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman adalah tanggung jawab
siswa, bukan guru, maka diharapkan guru menerapkan model Pakem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar