Senin, 09 Januari 2017

laporan PTK Bahasa .Indonesia

laporan PTK Bahasa .Indonesia




Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa tulis bagi seseorang mutlak diperlukan. Namun, dalam kenyataan pembelajaran menulis di sekolah kurang begitu mendapatkan perhatian yang memadai. Akibatnya, keterampilan menulis siswa  kurang memadai.
Ada beberapa penyebab kekurangberhasilan pembelajaran menulis di Sekolah Dasar. Salah satu penyebabnya ialah penyampaian materi yang masih menggunakan pendekatan tidak terpadu. Keempat keterampilan berbahasa (keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara) ini berdiri sendiri-sendiri, bahkan dianggap sebagai ilmu tersendiri.
Realisasi pembelajaran menulis secara terpadu terikat dua hal, yaitu (1) keseluruhan proses pembelajaran berorientasi pada kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi pada pembelajar. Pembelajaran dijadikan fokus utama sebagai pelaku pembelajaran.
Pemikiran mengenai peningkatan kemampuan menulis siswa dengan pendekatan pembelajaran terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilakukan penelitian. Dengan demikian, peneliti akan mencoba untuk menerapkan pendekatan pembelajaran terpadu untuk pembelajaran menulis dalam bidang bahasa Indonesia  pada siswa di SD kelas tinggi.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah
1. Apakah penggunaan (penerapan) pendekatan pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa SD kelas tinggi?
2.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia siswa SD kelas tinggi dapat berjalan efektif sehingga kemampuan menulisnya meningkat?
3.      Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis siswa setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia?


C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum:
     Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa SD kelas tinggi  melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu.



2. Tujuan Khusus:
  Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk:
  1. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu pada siswa SD kelas tinggi.
  2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SD kelas tinggi.
  3. Mengetahui seberapa besar  peningkatan kemampuan menulis siswa SD kelas tinggi setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia

D.    Manfaat Penelitian

1.      Manfaat Teoretis:
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang pendekatan terpadu dalam pembelajaran menulis.
2.      Manfaat Praktis:
Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru, dan lembaga pendidikan yang terkait.

a.      Bagi Siswa:
1)      Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis.
   2)  Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif
3)      Dapat menerapkan kegiatan membaca dengan efektif dan efisien.
4)      Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
5)      Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis.

b.      Bagi Guru:
1)      Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2)      Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa Indonesia.
3)      Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.
4)      Membantu memperlancar proses pelaksanaan pembelajaran menulis dengan pendekatan pembelajaran terpadu.
5)      Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya.



c.       Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait:
1)      Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
2)      Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.
3)      Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbaiki proses belajar-mengajar umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya.
4)      Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif di SD.
5)      Meningkatnya kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.



































BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Landasan Teoretis
1.  Kemampuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-lambang grafis itu (HG Tarigan, 1983:21).
Sebagai bentuk penuangan gagasan, jenis-jenis tulisan berdasarkan tujuan yang disampaikan ada bermacam-macam. Keraf (1995:6-7) membagi jenis tulisan menjadi lima yaitu (1) eksposisi, (2) argumentasi, (3) persuasi, (4) deskripsi, dan (5) narasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa persuasi merupakan varian dari argumentasi.
Gorys Keraf (1984: 8-9) mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) mengenal diri sendiri, (2) lebih memahami orang lain, (3) belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat, dan (4) untuk mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur.
Dalam proses menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2) bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4)  gaya, dan (5) ejaan dan tanda baca (Harris, 1974:68).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses menulis akademik, tahap-tahap menulis meliputi (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (revisi). Tulisan yang baik mempunyai ciri-ciri (1) mudah, (2) berterima, (3) ekonomis,  (4) tepat, (5) langsung, (6) utuh, dan (7) gramatikal.

2. Penguasaan Struktur Bahasa dalam Menulis
Aspek penguasaan struktur bahasa (gramatikal) merupakan salah satu dari bekal kemampuan menulis. Penguasaan terhadap struktur bahasa berarti kemampuan untuk mengetahui struktur bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Dalam perkembangan sekarang, struktur bahasa bahkan bukan hanya tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, dan tata makna, melainkan sudah sampai kepada tata wacana.

2. Kaitan Teknik Penulisan dengan Kemampuan Berbahasa dalam Menulis
Teknik penulisan (ilmiah) mempunyai dua aspek, yaitu (1) gaya penulisan (membuat ilmiah) dan (2) teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan yang digunakan dalam penulisan. Komunikasi (ilmiah) harus jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
      Dalam penyusunan paragraf, penguasaan kalimat oleh para pembelajar sangat penting karena kalimat merupakan pendukung paragraf yang merupakan dasar pokok karangan. Karangan yang baik terdiri atas susunan kalimat yang baik.

3. Penilaian Tulisan
Dalam menilai suatu tulisan, ada beberapa cara yang digunakan. Madsen (1983:120) membagi cara penilaian karangan menjadi dua, yaitu (1) cara analitik dan (2) cara holistik. Penilaian secara analitik dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat aspek-aspek yang ada dalam karangan. Penilaian holistik dilakukan dengan cara melihat karangan secara menyeluruh dan dalam hal ini yang dipentingkan sifat komunikasinya.

2. Pendekatan Pembelajaran Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Istilah terpadu oleh Nasution (1978: 10) dikaitkan dengan kurikulum terpadu bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang meniadakan batas-batas berbagai mata pelajaran dalam bentuk unit-unit atau keseluruhan. Kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk pribadi pembelajar yang terpadu, yaitu manusia yang sesuai dan selaras.

b. Pendekatan Terpadu dalam Pembejaran Bahasa
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran berbahasa mempunyai tujuan agar siswa tuntas berbahasa. Semua pendekatan yang dikonsepkan oleh para pakar bahasa bertujuan agar anak didik segera terampil berbahasa dalam penggunaan bahan ajar tertentu (Pateda, 1991: 98).
Istilah pendekatan terpadu dikemukakan oleh Oxford, et al. (1994: 257) bahwa pendekatan terpadu adalah pengajaran keterampilan berbahasa pada membaca, menulis, menyimak, dan berbicara yang satu berhubungan dengan yang lain, pada waktu suatu pengajaran berisi aktivitas-aktivitas yang menghubungkan antara menyimak dan berbicara serta menulis dan membaca dengan penekanan pada kenyataan dan kebermaknaan komunikasi.


  c. Model Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, dan unit tematiknya terdapat beberapa cara merencanakan pembelajaran terpadu. Forgaty (1991: 15) mengajukan beberapa model pembelajaran terpadu, antara lain (1) connected, (2) nested, (3) webbed, dan (4) integrated. 
Dalam pembelajaran menulis diupayakan pada keterampilan berbahasa yang ditunjukkan untuk memahami isi, menggabungkan daya pikir, dan menggabungkan keterampilan sosial.

d.      Model Pembelajaran Terpadu dalam Keterampilan Berbahasa
Teori keterpaduan bahasa, menurut Pappas et al. (1995: 7) didasari oleh tiga prinsip, yaitu (1) pembelajar yang aktif dan konstruktif, (2) bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan kehidupan sosialnya dalam bermacam-macam bahasa, dan (3) pengetahuan yang diorganisasi dan disusun berdasarkan individu pembelajar melalui intraksi sosial.
Di dalam pembelajaran ini porsi menulis lebih banyak dibandingkan dengan aspek keterampilan yang lain. Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut.
Menyimak – berdiskusi – menulis
Berdiskusi – menulis - membaca
Menulis – melaporkan – membaca
Membaca – menulis – berdiskusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar