Rabu, 22 Februari 2017

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi



Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa, diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.
Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Dalam tahap prakarsa, sebelum penulis menulis, harus mencari ide yang akan dituangkan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelanjutan, yaitu penulis mulai mengembangkan idenya. Setelah selesai mengembangkan, ide harus direvisi karena sebagai seorang manusia tidak lepas akan kesalahan. Setelah tulisan itu direvisi, maka ada tahap pengakhiran, atau tahap penyelesaian yaitu tahap selesai yang siap untuk dipublikasikan. Apabila tahap-tahap tersebut dilaksanakan secara sistematik, maka hasil menulis seseorang akan lebih baik.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan tersebut tidak hanya dibutuhkan kompetensi guru yang memadai, tetapi juga harus didukung dengan metode pengajaran yang sesuai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seorang guru dituntut untuk mampu menggunakan metode pengajaran yang praktis dan mudah untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas.
Prinsip penting dalam pengajaran pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pengajaran sastra ialah pengajaran yang disajikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswanya pada suatu tahapan pengajaran tertentu.
Belajar merupakan kegiatan untuk mencapai suatu proses, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari yang sederhana sampai yang rumit. Dalam proses belajar memang perlu ada pentahapan. Sesuai dengan tingkat kemampuan para siswa, karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukaran dan kriteria-kriteria tertentu lainnya. Tanpa adanya kesesuaian antara siswa dengan metode yang diajarkan, pelajaran yang akan disampaikan akan tidak optimal, bahkan gagal. Dalam hal ini juga berlaku dalam pengajaran sastra berbentuk prosa, puisi maupun puisi.
Salah satu kelebihan puisi sebagai bahan pengajaran sastra adalah cukup mudahnya karya tersebut diminati siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing secara perorangan. Namun tingkat kemampuan tiap-tiap individu tidaklah sama. Ini dapat menimbulkan masalah di kelas. Di satu pihak guru harus berusaha meningkatkan kemampuan menulis para siswanya yang terhambat atau mengalami kendala. Oleh karena itu, untuk menyajikan pengajaran puisi, unsur-unsur tujuan pokok yang perlu dicapai dalam pengajaran puisi adalah meliputi peningkatan kemampuan menulis dan kreatifitas
Selama ini kelas-kelas dalam pendidikan di sekolah kurang produktif karena adanya pandangan mengenai pengetahuan sebagai seperangkat fakta yang harus dihafal. Sehari-hari kelas diisi dengan ceramah dan guru sebagai sumber utama pengetahuan, sementara siswa dipaksa untuk menerima dan menghafal fakta-fakta yang diberikan oleh guru. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa.. Dalam program itulah guru dapat melihat apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam pembelajaran puisi dengan Tenik pengamatan objek secara langsung dituntut untuk bagaimana menghidupkan kelas dengan mengembangkan pemikiran anak, sehingga proses belajar akan lebih bermakna karena anak bekerja sendiri untuk menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
Puisi adalah karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai makna tertentu dan mempunyai nilai estetis. Karangan atau tulisan yang indah itu dapat berasal dari pengalaman penyair ataupun dari penggambaran sesuatu.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan metode pengamatan objek yaitu siswa diajak guru untuk mengamati sebuah objek, kemudian diekspresikan dengan menggunakan kata-kata, maka siswa akan menjadi lebih mudah melakukannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat permasalahan dengan tema metode pengajaran dengan menggunakan karya sastra berbentuk puisi sebagai salah satu bahan atau karya sastra pendukung yang sangat penting dalam penelitian ini. Adapun proposal penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 008 Loa Janan Tahun Pembelajaran 2010/2011”

B. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti hanya membatasi tentang peningkatan kemampuan menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung pada bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 008 Loa Janan tahun pembelajaran 2010/2011

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 008 Loa janan tahun pembelajaran 2010/2011?”

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 008 Loa Janan tahun pembelajaran 2010/2011.


E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa : Meningkatkan kemampuan siswa untuk berkreatifitas dalam menulis puisi 
2. Bagi guru : Menambah pengetahuan dalam mengembangkan strategi pembelajaran dengan teknik pengamatan objek secara langsung pada materi pembelajaran bahasa Indonesia
3. Bagi Sekolah : Sebagai nilai tambah dan perbaikan materi pembelajaran. 












BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Menulis Kreatif


Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak, berbicara, dan membaca.
Trianto (2002:2) menyebutkan bahwa tulisan kreatif merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif maksudnya melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. 
Salah satu teks yang bersifat kreatif adalah teks puisi . Menulis keratif pada hakikatnya adalah menafsirkan kehidupan. Melalui karyanya penulis ingin mengkomunikasikan sesuatu kepada pembaca. Karya kreatif merupakan interpretasi evaluatif yang dilakukan penulis terhadap kehidupan, yang kemudian direfleksikan melalui medium bahasa pilihan masing-masing. Jadi, sumber penciptaan karya kreatif tidak lain adalah kehidupan kita dalam keseluruhannya.
B. Puisi

1. Pengertian Puisi

Pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi lebih terpusat dan terorganisasi.(Badrun 1989:2). Puisi berhubungan dengan pengalaman (Perrinel 1988:512). 
Beberapa sastrawan telah mencoba memberi definisi sebagai berikut: (1) Puisi adalah seni peniruan, gambar bicara, yang bertujuan untuk mengejar kesenangan, (2) Luapan secara spontan perasaan terkuat yang bersumber dari perasaan yang terkumpul dari ketenangan (3) Puisi adalah lahar imajinasi yang menahan terjadinya gempa bumi, (4) puisi adalah ekspresi konkrit dan artistik pemikiran manusia dalam bahasa yang emosional yang berirama, (5) Puisi adalah pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana yang disampaikan dengan bahasa yang tepat, (6) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat menafsirkan dalam bahasa berirama 
Altenbernd (1970:2) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the interpretive dramatization of experience in metrical language). 
Maksud pengertian diatas adalah bahwa pendramaan di sini adalah orang penyair mengubah atau menceritakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang terstruktur.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman menyedihkan, menyenangkan, dan mengharukan.
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian tersebut bahwa puisi di buat seindah mungkin baik dilihat dari dari bahasa, susunan dan keindahan secara umum.
Carlyle berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musical. Dalam perkataan tersebut bahwa pemikiran yang bersifat musikal yaitu irama, bunyi, yang ada dalam puisi tersebut serasi dan mempergunakan orkestasi bunyi.
Wordswoth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkaan atau diangankan. Berdasarkan pengertian tersebut puisi dapat sebagai ungkapan seseorang / perasaan yang dirasakan baik itu secara langsung ataupun tidak secara langsung. Kemudian Shelly mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.Misalnya saja peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesediaan karena kematian. Jadi di sini dapat dikatakan sebagai ungkapan baik itu ungkapan kesedihan ataupun berupa kesenangan yang terekam dalam pikiran kita. 
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis. Kata puitis sudah mengandung keindahan yang khusus untuk puisi. Disamping itu puisi dapat membangkitkan perasaan yang menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas atau secara umum menimbulkan keharuan.
2. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan isi yang terkandung puisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
(1) Puisi epik
Puisi epik disebut juga puisi naratif (Cohen, 1973:184-185),bentuk puisi ini agak panjang dan berisi cerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, tuhan, dan kematian. Di samping itu puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal-hal diluar dirinya. Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal yang tidak akan pernah belum dialami. Dalam pembuatan puisi dapat bersumber dari cerita orang lain atau dari membaca buku yang bersangkutan.Adapun yang termasuk puisi epik dalam sastra Indonesia antara lain syair dan balada.
(2) Puisi lirik
Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif, personal,. Artinya penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam dirinya. Puisi ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang pertama. Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda dan tua. Adapun yang termasuk puisi lirik antara lain sonata, eligi, ode, dan himne. Puisi lirik banyak dijumpai dalam karya-karya Amir Hamzah, misalnya sebagai berikut:
TURUN KEMBALI
Kalau aku dalam engkau
Dan engkau dalam aku
Adakah begini jadinya
Aku hamba engkau penghulu
Aku dan engkau berlainan
Engkau raja, maha raja
Maha halus tinggi mengawang
Pohon rindang menaun dunia
Di bawa teduh engkau kembangkan
Aku berhenti memati hari
Pada bayang engkau mainkan
Aku melipur meriang hati
Diterangi cahaya engkau sinarkan
Aku menaiki tangga mengawan
Kecapi firduisi melana telinga
Menyentuh gamnbuh dalam hatiku
Terlihat ke bawah
Kandil kemerlap
Melambai cempaka ramai tertawa
Hati duniawi melambung tinggi
Berpaling aku turun kembali
(Hamzah, 1985 a:24)


(3) Puisi dramatik.
Puisi dramatik. Puisi ini bersifat objektif dan subjektif. Dalam hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbiccara melalui tokoh lain. Dengan kata lain, dalam puisi ini penyair tidak menyampaikan secara langsung pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi disampaikan melalui tokoh lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog. 
Menurut Rollof (1973:65) unsur yang menonjol dalam puisi dramatik adalah kemampuan memberi sugesti. Bagi Doreksi (1988:147)Puisi dramatik merupakan drama dalam sajak, dihilangkan untuk dibaca bukan untuk dipentaskan.
Adapun contoh puisi dramatik dapat dilihat pada puisi Taufik Ismail berikut ini:
SEORANG TUKANG RAMBUTAN KEPADA ISTRINYA
“Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak seklali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak dua ratus, dua ratus!
Sampai bensi juga turun harganya
Sampai kita bias naik bis pasar yang murah pula.
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar mukanya di atas trukterbuka
Saya lemparkat sepuluh ikat rambutan kita Bu
Biarlah sepuluh ikat huga
Memang sudah rejeki mereka
Mereka berteriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
“Hidup tukang rambutan ! hidup tukang rambutan
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
“Hidup rakyat!” teriaknya
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
“Terima kasih pak, terima kasih!
“Bapak setuju kami bukan ?”
Saya menganguk-angguk. Tak bias bicara
“Doakan perjuangan kami pak!”
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasihnya
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!
Saya tersedu belum pernah seumur hidup
Orang berterima kasih begitu jujurnya
Pada orang kecilnya seperti kita”
(dalam Jassin, 1968:151)
Menurut Suharianto (1981:29), berdasarkan kata kata dalam pembentukan puisi,puisi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Puisi Prismatis
Puisi prismatis adalah puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-lambang atau kiasan . Dalam puisi ini pengarang dalam menggunakan kata-kata sulit dipahami bagi yang belum menguasai benar-benar tentang teori puisi. Misalnya ketika penyair mau menggambarkan suatu keadaan, dia menggunakan simbol tersendiri, sehingga ketika pembaca ingin memahaminya harus benar-benar dicermati dan dirasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar