Sabtu, 03 Desember 2016

Contoh Proposal PTK

Contoh Proposal PTK

JASA PEMBUATAN PTK  (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini


Atau Cek FB Kami DISINI 

I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu-satunya cara yang dapat ditempuh oleh manusia dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Melalui pendidikan, manusia akan terbentuk menjadi pribadi dan masyarakat yang terdidik dengan memiliki kecerdasan intelegensi, emosional, dan spiritual yang terbentuk dalam aktivitas yang terampil, kreatif dan inovatif. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan yang berkualitas yaitu melalui perbaikan di berbagai sektor pendidikan, khususnya yang menyangkut kualitas pendidikan.
1
Menurut UU No 2 Tahun 1989 pasal 1, ayat 1 (Mudyahardjo, 2010: 201), “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD 1945, berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 (2006: 2) menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dan semua keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, dimana hal tersebut secara tersirat sudah menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan adalah dengan melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Adapun empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu: keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan menyimak dan keterampilan menulis.
Penguasaan keterampilan menulis karangan tidak diperoleh secara spontan atau alamiah akan tetapi membutuhkan latihan yang intensif dan memerlukan tahap-tahap pembelajaran yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit serta membutuhkan proses yang cukup lama. Proses berlatih menulis karangan tersebut dapat dilakukan oleh siswa secara formal melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang dimulai sejak SD.
Berdasarkan kenyataan bahwa menulis karangan tidak diperoleh secara spontan, maka peneliti melakukan observasi langsung di SDN 106 Inpres Takalar I pada hari sabtu tanggal 30 Maret 2013, dengan hasil observasi pada umumnya siswa di sekolah tersebut kurang terampil dalam menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia karena siswa kurang mampu dalam memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, di samping itu siswa yang mengikuti pelajaran kurang bersemangat karena guru kurang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran menulis. Kalimat yang satu dengan yang lainnya tidak sinambung, pragraf yang satu dengan yang lainnya tidak koheren. Dari hasil observasi, peneliti juga menemukan fakta bahwa guru kurang menggunakan media yang sifatnya kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar yang melibatkan aktivitas mental, fisik dan emosional.
Selain hal tersebut di atas, peneliti juga menemukan bahwa nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis karangan pada siswa kelas III yang berjumlah 35 orang adalah 6,35 yang seharusnya nilai rata-rata yang menjadi kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 7,00. Alasan dari perolehan nilai tersebut adalah bahwa pembelajaran menulis karangan kurang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga berakibat pada rendahnya keterampilan menulis karangan pada siswa SDN 106 Inpres Takalar I.
Keterampilan menulis berbeda dengan jenis keterampilan berbahasa lainnya karena keterampilan menulis merupakan kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Sejalan dengan itu, Abidin (2012: 181) menyatakan bahwa menulis pada dasarnya adalah proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan salah satu hal yang perlu dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar, terutama pada siswa kelas awal, yaitu siswa kelas I sampai dengan kelas III. Oleh sebab itu, Akhadiah (Abidin 2012: 181) memandang bahwa “menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis, yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh”. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, dan pengalamannya ke berbagai pihak. Lebih lanjut Gie (Abidin 2012: 181) menyatakan bahwa “menulis memiliki kesamaan makna dengan mengarang, yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca unntuk dipahami”.
Sejalan dengan pendapat diatas,  maka menulis adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang guna menuangkan gagasan ataupun pengalamannya dalam bentuk tulisan untuk disampaikan kepada pembaca, atau dengan kata lain menulis adalah alat komunikasi non verbal.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peran yang penting di dalam kehidupan manusia. Menulis karangan pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada dalam imajinasi seseorang. Penceritaan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia, semuanya diciptakan sebagai pengarang.
Agar pembelajaran menulis karangan dapat terlaksana dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan guru yang terampil untuk merancang dan mengelolah pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran agar siswa lebih  aktif dan kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan yaitu dengan menggunakan media gambar berseri.
Sebagaimana diketahui gambar berseri mempunyai peranan yang cukup pentig dalam membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis karangan, karena dengan menggunakan media gambar berseri, siswa dapat melihat hubungan antara konsep, peristiwa,  dan tokoh yang ada dalam pelajaran serta siswa dapat melihat hubungan antara komponen-komponen materi atau isi pelajaran yang diajarkan. Dengan bantuan media gambar berseri, guru akan lebih mudah mengatasi gangguan yang akan menghambat proses pembelajaran dan mengambil alih perhatian siswa di kelas.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah penggunaan media gambar berseri dalam meningkatan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar
C.     Pemecahan Masalah
Kurangnya keterampilan menulis karangan pada siswa SDN 106 Inpres Takalar I terjadi karena beberapa faktor, dimana faktor utamanya yaitu kurangnya penggunaan media yang melibatkan aktivitas mental, fisik dan emosional pada siswa terutama dalam hal menulis karangan. Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka akan berdampak negatif bagi siswa. Dampak nyata yang dapat dilihat adalah rendahnya  keterampilan menulis karangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti bersama guru merencanakan upaya dalam mengatasi hal tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang  digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu melalui penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa SD, sebagaimana karakteristik siswa SD yaitu sangat tertarik terhadap sesuatu yang diamati misalkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas dalam diri siswa untuk menulis karangan. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesan yang bermakna dalam diri siswa.
D.    Tujuan Peneletian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk “mengetahui penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar”.
E.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat teoritis
a.       Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan.
b.      Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru dan peneliti dapat memiliki inovasi pembelajaran yang baru sehingga dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan menggunakan media gambar seri sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III.
2.      Manfaat praktis
a.       Dari hasil penelitian ini, diharapkan guru SD dapat pengalaman secara langsung menggunakan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan di kelas III
b.      Sebagai gambaran tentang penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa
c.       Melalui hasil penelitian ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menulis karangan
d.      Dari hasil penelitian ini, diharapkan peneliti mendapat pengalaman nyata dan dapat menggunakan media gambar berseri di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan di kelas rendah jika menjadi guru di masa yang akan datang.





II.      KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.    Kajian Pustaka
Pada prinsipnya tujuan utama dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia yang meliputi pengetahuan menyimak, berbicara dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk mengkomunikasikan semua yang ada dalam pikirannya dalam bentuk bahasa tulis.
1.      Pengertian Menulis
Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yakni berkomunikasi secara langsung dan berkomunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan menyimak adalah bentuk komunikasi langsung sedangkan membaca dan menulis adalah bentuk komunikasi tidak langsung.
Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan menulis seseorang mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (Haryadi & Zamzani 1996: 77) mengemukakan bahwa
menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-ambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut.
Dengan tulisan komunikasi antara penulis dan pembaca dapat terjalin, komunikasi ini dapat terjalin dengan lancar apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan apa yang ditulisnya.
2.      Pengertian Menulis Karangan
Menulis karangan termasuk dalam salah satu keterampilan menulis yang menuangkan ide dan pikiran di atas selembar kertas atau sebuah buku secara utuh, lengkap dan jelas. Seperti yang dikemukakan oleh Byne (Haryadi & Zamzani 1996: 77) bahwa
mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata dan kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunukasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut Permana (2009: 2) “mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan”.
Bertolak dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah menuangkan buah pikiran yang ada dalam angan-angan ke dalam bentuk lisan maupun tulisan melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat tersampaikan kepada pembaca secara jelas dan berhasil.
3.      Pengertian Media, Media Gambar dan Media Gambar Berseri
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima pesan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miarso (Indriana 2011:43) bahwa “media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan dan perhatian siswa untuk belajar”.
Beberapa hal yang termasuk dalam ke dalam media yaitu film, televisi, diagram, media cetak, komputer dan juga media gambar.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sbisa mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan dapat merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik yang ada di dalam kelas, dapat ditempel, digantung ataupun diproyeksikan.
Menurut Rahmawatiningsih (2010: 5) “media gambar berseri merupakan suatu media visual yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan gambar yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa”.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa gambar berseri adalah gambar yang mempunyai urutan kejadian yang memiliki satu kesatuan cerita. Gambar berseri juga dapat melatih siswa mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Senmakin tajam daya imajinasi siswa, semakin berkembang pula siswa dalam melihat kemudian membahasakan sebuah benda
4.      Manfaat Media
Penggunaan media dalam pengajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar mengajar di dalam kelas, dan juga  sebagai alat bantu dalam mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Sejalan dengan hal tersebut,
Sadiman (2002: 16) menyebutkan empat fungsi media antara lain sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kat tertulis atau lisan belaka). (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. (3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. (4) mempermudah guru dalam memberikan rangsangan dan menyamakan persepsi serta pengalaman kepada siswa.

B.     Kerangka Pikir
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa. Keterampilan ini sangat besar artinya bagi siswa selama mengikuti kegiatan pendidikan di sekolah. Banyak kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan menulis yang harus diselesaikan oleh siswa. Misalnya saja menulis berbagai macam surat, menulis puisi,  ataupun menulis karangan.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan menulis karangan sangatlah penting karena dengan mengarang, seseorang dapat berkomunikas dengan orang lain melalui bahasa tulis. Namun keterampilan menulis karangan untuk kelas III SD masih sangat memprihatinkan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor guru yang kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan oleh guru selalu monoton sehingga membuat siswa bosan, dan yang sering terjadi bahwa guru kurang menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, seperti media gambar berseri untuk pembalajaran menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Faktor lain yang juga mempengaruhi kesulitan siswa dalam menulis karangan adalah dari siswa itu sendiri, dimana siswa kurang aktif dan kurang berminat dalam pembelajaran menulis karangan yang bisa jadi kurangnya minat siswa tersebut karena guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran dan tanpa media yang menarik dan mendukung pembelajaran tersebut,serta siswa kurang mampu dalam memilih kalimat yang sesuai/ sinambung dalam menulis karangan.
Oleh karena itu, guru berperan penting dalam menetapkan penggunaan media gambar berseri guna menarik perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menulis karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa akan lebih tertantang untuk menulis karangan. Siswa juga mampu menyusun kata-kata menjadi kalimat dan kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah karangan yang utuh.
Adapun tahapan menulis karangan berdasarkan gambar berseri yaitu: mula-mula guru menunjukkan gambar berseri kepada siswa. Guru kemudian menunjuk siswa secara bergantian memasang gambar berseri sesuai dengan urutan yang benar. Setelah gambar berseri terpasang, maka guru menanyakan alasan logis mengapa siswa memilih gambar tersebut sebagai bagian dari urutan gambar berseri. Dari alasan yang diberikan oleh siswa tersebut, guru kemudian memberi penjelasan atau penanaman konsep kepada siswa agar lebih mengerti. Setelah selesai menjelaskan guru kemudian meminta siswa menulis karangan berdasarkan gambar berseri yang telah dipasang tersebut.
Selain memicu minat siswa media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam memilih kata-kata yang sesuai atau sinambung dalam menulis karangan. Oleh karena itu diduga bahwa dengan penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar. Secara skematik, kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1.










Keterampilan menulis karangan rendah
Penggunaan media gambar berseri
Faktor siswa
1.      Kurang aktif
2.      Siswa kurang minat
3.      Kurang mampu memilih kalimat yang sesuai/sinambung dalam menulis karangan
Faktor guru
1.      Kurang melibatkan siswa
2.      Monoton
3.      Kurang menggunakan media pembelajaran

Tahapan menulis karangan berdasarkan gambar berseri
1.      Menunjukkan gambar berseri
2.      Menunjuk siswa secara bergantian memasang gambar berseri sesuai urutan
3.      Menanyakan alasan logis dari urutan gambar berseri
4.      Dari alasan tersebut guru menanamkan konsep
5.      Menulis karangan berdasarkan urutan gambar berseri
Keterampilan menulis karangan meningkat
 













Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir
C.     Hipotesis Tindakan
Hipotesis tidakan dalam penelitian ini dirimuskan sebagai berikut: jika penggunaan media gambar berseri dilakukan dengan benar, maka dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I.
III.   METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitan ini adalah Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakanyang dilakukan di kelas.
Lebih lanjut pengertian penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Arikunto (Suyadi: 2010: 18) bahwa:
a.       Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hala-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b.      Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
c.       Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah cara tertentu yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dalam suatu tempatterjadiya proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu dari objek yang diamati.
Menurut Suyadi (2010: 29) bahwa esensi dari PTK adalah “memperbaiki pola pembelajaran secara terus menerus, tiada henti”. Proses pelaksanaan dari penelitan tindakan kelas ini melalui peroses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Daur penelitian tindakan kelas ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi terhadap tindakan sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut kembali dipecahkan dengan mengikuti daur yang sama seperti sebelumnya melalui tahapan yang berurutan. Berikut ini adalah empat langkah tahapan PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (Suyadi: 2010: 50)
Perencanaan
Pelaksnaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Refleksi
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
 








Gambar 3.1 Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK
B.     Fokus Penelitian
Dalam penelitan ini, hal yang menjadi fokus utama dalam penelitian yaitu penggunaan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan dan meningkatkan aktifitas pembelajaran menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya di kelas III.

C.     Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di setting pada kelas III semester II SDN 106 Inpres Takalar I. Sasaran perbaikannya adalah penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III.
D.    Rancangan Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan yakni penelitan tindakan kelas, maka rancangan tindakan yang akan dilakukan terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur kegiatan dalam siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam tahap perencanaan sampai melakukan tindakan terdapat empat langkah utama yang akan dilaksanakan, yaitu: identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, perencanaan penelitian tindakan kelas, dan melakukan penelitian tindakan kelas. Secara lebih terperinci, prosedur penelitan tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1.      Tahap perencanaan dan persiapan
Pada tahap awal perencanaan, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan peelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan diteliti beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Kemudian meminta bantuan kepeda guru yang akan dijadikan partner yang paham tentang mata pelajaran yang akan menjadi sumber PTK.

2.      Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media gambar berseri dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau diterapkan media gambar berseri. Guru memberikan mata pelajaran tentang mengarang dengan menggunakan media gambar berseri dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran tentang mengarang. Guru memperlihatkan media gambar berseri kepada siswa. Guru meminta siswa untuk memasangkan urutan media gambar berseri pada papan tulis. Guru menanyakan alasan logis kepada siswa mengapa memilih urutan gambar tersebut. Guru kemudian menjelaskan kepada siswa cara membuat karangan dengan menggunakan media gambar berseri.
Tahapan inti pembelajaran, guru menugaskan kepada siswa membuat karangan berdasarkan gambar berseri yang telah disediakan di depan kelas. Siswa diberi keleluasaan untuk membuat karangan dengan melihat gambar yang telah disediakan di depan kelas, sehingga siswa dapat berkreasi atau membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar yang terpampang di papan tulis.
Tahap akhir pembelajaran, guru mengumpulkan hasil kreasi menulis karangan siswa, lalu guru bersama siswa mengoreksi kekurangan yang terdapat pada hasil menulis karangan siswa. Setelah mengetahui kekurangan pada hasil karangan tersebut, guru kemudian mengulangi pelajaran yang telah disampaikan tadi, sehingga siswa dapat mengerti lebih jelas lagi tentang materi yang diajarkan.
3.      Tahap observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan. Peneliti sebagai observer meneliti guru selama proses pembelajaran dalam menggunakan media gambar berseri dan juga melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada tahapan ini, diharapkan tindakan yang dilakukan, dalam hal ini penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran dapat memberikan pengaruh positif dalam proses belajar mengajar sepeti yang diharapkan, serta untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
4.      Tahap Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi kemudian dianalisis sehingga dapat diberikan tindakan selanjutnya untuk mencapai tujuan. Jika tujuan yang diinginkan belum tercapai, maka peneliti dan guru melakukan langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutya.
Siklus kedua dilakukan dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang sama pada siklus pertama yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hanya saja, pada siklus kedua ini, aktivitas perencanaan dan tindakan senantiasa bertolak pada upaya perbaikan atau koreksi terhadap kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklis pertama. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus kedua yaitu:
Setelah bel berbunyi, siswa masuk ke dalam kelas dengan tertib, setelah itu siswa mengucapkan salam dan memberi penghormatan kepada guru. Sebelum memulai pelajaran, guru dan siswa berdoa. Guru kemudian memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa.
Guru kembali memperlihatkan media gambar berseri seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Guru lalu menunjuk siswa untuk memasang gambar sesuai dengan urutan kemudian menanyakan logis mengapa memilih gambar tersebut. Guru lalu menjelaskan kepada siswa cara menulis karangan berdasarkan gambar berseri. Guru lalu meminta siswa menulis karangan berdasarkan gambar berseri yang terpampang di papan tulis sesuai dengan daya kreasi siswa tersebut, guru dan peneliti hanya memantau dan melihat perkembangan kemampuan menulis karangan pada siswa apakah sudah meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan diandingkan dengan siklus pertama.
Pada akhir siklus ke dua, dilangsungkan tes untuk mengukur kemampuan menulis karangan siswa dengan menggunakan media gambar berseri.
E.     Teknik dan prosedur Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1.      Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan. Tes dilakukan dua tahap, yaitu: sebelum proses pembelajaran dimulai (pretest) dan setelah proses pembelajaran (posttest), dan akhir setelah tindakan hasil tes akan dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai.
2.      Observasi (pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang dikehendaki.
Penggunaan teknik observasi ini bertujuan untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan katerampilan menulis karangan siswa dalam proses pembelajaran.
F.      Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·         Analisis pengamatan aktivitas siswa
Menurut Trianto (2011: 62-63) “Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100”.
Untuk lebih jelasnya: persentase respon siswa = 
Keterangan:
A    = Proporsi siswa yang memilih
B     = Jumlah siswa (reponden)
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator hasil dari penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 107) tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil dapat dilihat dari tingkatan sebagai berikut:
1.      Istimewa/maksimal            : apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siwa
2.      Baik sekali/optimal            : apabila sebahagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
3.      Baik/minimal                     : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% s.d. 75%) saja yang dikuasai oleh siswa
4.      Kurang                              : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan presentase keberhasilan siswa dalam mencapai target keberhasilan yang telah ditentukan, maka kita dapat mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Maka peneliti mengambil kesimpulan jika rata-rata siswa di dalam kelas telah menguasai 75% dari materi dengan nilai rata-rata kelas adalah 7, maka dikatakan telah berhasil dengan baik karena pertimbangan dari hasil persentase di atas.
G.    Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian ini direncanakan selama 3 (tiga) bulan dengan rincian kegiatan seperti pada tabel berikut ini:
No
Tahap Kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Mengadakan observasi untuk mencari dan mendiagnosis masalah pembelajaran menulis karangan di kelas III SD.












2
Menyusun proposal












3
Seminar proposal












4
Penyusunan instrumen penilaian












5
Pengurusan surat-surat












6
Orientasi lapangan












7
Pengumpulan data












8
Pengolahan dan analisis data












9
Penyusunan konsep awal skripsi












10
Penyusunan konsep akhir skripsi












11
Seminar hasil












12
Ujian skripsi















DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Indriani, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogjakarta: Diva Press.
Mudyahardjo, Redja. 2010. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidkan di Indonesia. Bandung: Rajawali Pers
Sadiman, Arief, dkk. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik. Yogyakarta: Diva Press.
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar