Sabtu, 03 Desember 2016

Contoh Proposal PTK

Contoh Proposal PTK

JASA PEMBUATAN PTK  (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini


Atau Cek FB Kami DISINI 

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.. Hal ini sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, ada empat keterampilan berbahasa yang harus di kuasai oleh siswa yaitu, keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. (Depdiknas, 2006 : 22).
Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan melalui aturan yang teratur, umumnya keterampilan menyimak mendahului keterampilan berbicara, kemudian keterampilan membaca dan terakhir keterampilan menulis. Secara umum keterampilan menyimak dan berbicara di mulai dari usia persekolahan, sedangkan keterampilan menulis di peroleh setelah memasuki bangku sekolah. (Tarigan, 1985).
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia dan harus dikuasai oleh setiap siswa di sekolah. Seperti halnya Syafi’ie (1999 : 19) mengemukakan bahwa, keterampilan membaca dan menulis harus di kuasai oleh siswa, karena dengan memiliki kemampuan membaca dan menulis, dapat mempengaruhi penguasaan mata pelajaran lainnya. Selain itu Graves (Akhadiah, 1998 : 14-15) menyatakan bahwa:
Dengan menguasai keterampilan menulis, siswa dapat : (1). meningkatkan kecerdasannya, (2). mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, (3) menumbuhkan keberanian, dan (4). dapat mendorong motivasi mencari dan menemukan informasi.

Standar kompetensi menulis berbeda dengan jenis keterampilan berbahasa lainnya, yaitu bersifat produktif. Artinya kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Sejalan dengan itu Suparmo dan Yunus (2003 : 1) menyatakan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai pemberi informasi, isi tulisan, media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Olehnya itu kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat kompleks. Hal ini di sebabkan karena ketika menulis khususnya mengarang sudah di tuntut untuk mampu menggunakan ejaan yang benar, dengan kosa kata yang tepat, kalimat yang efektif serta dengan penggunaan paragraf yang baik. Itulah sebabnya kemampuan menulis di katakan sangat kompleks.
Kemampuan menulis karangan dapat dikatakan tidak diperoleh secara alamiah, melainkan melalui proses pembelajaran yang berlangsung secara sengaja. Olehnya itu seorang guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi, metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan dalam pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam pembelajaran menulis karangan di sekolah dapat memudahkan siswa lebih memahami bagaimana menulis karangan yang baik. Sejalan dengan itu Barss (1983 : 829 – 831) menyatakan bahwa pendekatan proses dalam menulis mudah di ikuti oleh siswa karena pendekatan ini sangat membantu siswa dalam aktivitas menulis yang di peroleh secara bertahap sehingga dapat menghasilkan tulisan atau karangan yang baik.
Kemampuan menulis karangan merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa baik itu di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah. Olehnya itu Seorang guru diharapkan tidak memandang aktifitas menulis karangan sebagai suatu pekerjaan yang selesai dalam waktu satu kali duduk, tetapi dapat di pandang sebagai suatu proses secara bertahap dalam waktu tertentu untuk menyelesaikan tulisan yang baik. Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang menulis, maka guru dan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan baik tanpa mengalami kesulitan.
Namun pada kenyataannya di sekolah, siswa belum mampu menulis karangan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pra penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2007 di kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari Kelurahan Puwatu, Kecamatan Puwatu kota Madya Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Peneliti malakukan observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan kepada guru dan siswa di sekolah tersebut. Dari hasil observasi awal, peneliti memperoleh data sebagai berikut: (1) guru dalam mengajarkan materi menulis karangan kepada siswa, kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, (2) guru dalam menyampaikan materi menulis karangan kurang memperhatikan tingkatan-tingkatan dalam menulis artinya sebelum siswa tersebut menulis karangan seharusnya guru membimbing siswa terlebih dahulu dari tingkatan awal menulis karangan sampai pada bagaimana menulis karangan yang baik, dan (3) guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanpa memperhatikan pengelolaan kelas dan juga aktivitas siswa selama kegiatan belajar menulis karangan dilakukan sehingga siswa merasa bosan selama kegiatan belajar berlangsung.
Dari wawancaraa yang dilakukan peniliti kepada guru kelas 1 di sekolah tersebut, diperoleh data wawancara sebagai berikut : (1) guru beranggapan bahwa sulit mencari pendekatan mengajar yang sesuai dengan menulis karangan, dan (2) guru juga beranggapan bahwa jika dalam mengajarkan menulis karangan kepada siswa secara bertahap akan memerlukan waktu yang lama, sampai siswa mengerti.
Selain dari observasi, dan wawancara yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut, peneliti juga melakukan tes awal kepada siswa kelas 1 di sekolah tersebut, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dalam menulis karangan. Dari tes yang dilakukan, peneliti memperoleh data bahwa pada umumnya siswa kelas 1 tersebut kurang memahami materi menulis karangan, hal ini terungkap dari ketidakmampuan siswa dalam menentukan topik karangan, menyusun kerangka karangan, dan dalam mengembangkan topik dan ide yang terdapat dalam suatu karangan.
Dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan peneliti tersebut, terungkap bahwa di kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari ditemukan banyak permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya terhadap materi menulis karangan, dilihat dari kurangnya pemahaman siswa bagaimana menulis karangan yang baik.
Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan cepat, akan berdampak buruk bagi siswa, dimana siswa tidak akan dapat menulis karangan dengan baik, selain itu juga dapat berakibat pada rendanya mutu dan kualitas pembelajaran bahasa indonensia pada umumnya. Olehnya itu peneliti bersama guru bermaksud untuk mangatasi permasalahan diatas dengan melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Pendekatan Katerampilan Proses di Kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari”.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang bertujuan melatih siswa menulis dengan menggunakan tiga tahap, yaitu pramenulis, saat menulis dan pasca penulisan. (Akhadiah, 1998 / 1999). Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat membantu, mempermudah dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan. Sejalan dengan itu Barss (1983 : 829- 831) menyatakan bahwa pendekatan proses dalam menulis mudah di ikuti oleh siswa karena pendekatan ini sangat membantu siswa dalam menulis karangan yang di peroleh secara bertahap sehingga dapat menghasilkan tulisan atau karangan yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumuskan masalah secara umum yaitu “ Bagaimanakah Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan di Kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari”?. Rumusan umum permasalahan tersebut dapat rincikan secara khusus sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan pendekatan proses dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan di kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari ?
2. Bagaimana proses menulis karangan siswa kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari dengan menggunakan pendekatan proses ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis merumuskan tujuan umum penelitian ini yaitu “ Untuk Mengetahui Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Kemampuan siswa Menulis Karangan di Kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari”. Secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan di kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari dengan menggunakan pendekatan proses.
2. Untuk meningkatkan proses belajar siswa kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari dengan menggunakan pendekatan proses.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Melalui penelitian ini, guru dan peneliti memiliki pengetahuan tentang teori pendekatan proses sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa indonesia di sekolah.
2. Melalui penelitian ini guru mendapat pengalaman secara langsung menggunakan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis karangan..

E. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian dan Manfaat Menulis
a. Pengertian Menulis
Masalah yang dihadapi dalam aktivitas menulis berbeda-beda setiap individu. Hal ini sebagaimana di nyatakan oleh Ahmadi dan Supriono ( 1991 ) bahwa kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu tidak selalu sama. Selanjutnya dikatakan bawa individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dalam belajar.
Menulis adalah penyampaian pesan (gagasan, perasaan dan informasi) secara tertulis kepada pihak lainnya sebagai salah satu bentuk keunikan verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan dan pemabaca sebagai penerima pesan.
Berdasarkan kenyataan pendapat ini sejalan dengan Tarigan (1993) mengemukakan bahawa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis.
Menulis sebagai ativitas berbahasa tidak dapat di lepas dari kegiatan berbahasa lainnya apa yang diperoleh menyimak, membaca dan berbicara memberinya masukan berharga untuk kegiatan menulis. Meskipun demikian menulis suatu aktivitas berbahasa tulis memiliki perbedaan, terutama dengan kegiatan berbahasa lisan. Perbedaan itu menyangkut kelancaran dan konteks dan hubungan antar unsur yang terlibat, yang berimplikasi pada ragam yang di gunakan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya menulis mengandung banyak manfaat bagi penggunaan mental, intelektual dan sosial seseorang, menulis dapat menyumbang kecerdasan, mengembangkan inisiatif dan kreativitas keberanian serta kemampuan dan mengumpulkan informasi.
Tarigan (1986 : 12) menyatakan bahwa, Kegiatan menulis adalah aktivitas melakukan lambang-lambang grafis dan bahasa tertentu yang di pahami oleh penulisnya maupun orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis”. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdurrahman dan Mulyono, (2002 : 23) bahwa, “menulis adalah penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan bahasa tulis untuk keperluan komunikasi atau menyampaikan pesan tertentu “.
Pengertian menulis juga dikemukakan oleh Suparmo dan Yunus, (2007 : 4) bahwa, “menulis adalah aktivitas menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya. Selain itu juga Akhaidah, dkk (1991/1992 : 103) mengemukakan untuk menghasilkan pesan tertulis yang komunikatif diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya bermakna, jelas, lugas, satu kesatuan, singkat tetapi padat serta memenuhi kaidah kebahasaan”. Begitupun Tarigan (1988 : 25) mengemukakan bahwa tulisan yang baik harus berkaitan dengan isi karangan, sedangkan yang kedua berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa dan teknik penulisannya.
b. Manfaat Menulis.
Surpano dan Yunus (2007 : 4 ) mengemukakan bahwa : empat manfaat menulis yaitu (a) meningkatkan kecerdasan, (b) mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas (c) menumbuhkan keberanian, dan (d) mendorong kemauan dan kemauan mengumpulkan informasi”. Keempat hal tersebut di uraikan sebagai berikut.
Manfaat yang pertama, adalah meningkatkan kecerdasan, artinya dengan menulis, seseorang memiliki kemampuan mengharmoniskan berbagai aspek meliputi aspek pengetahuan tentang topik yang akan di tuliskan, penuangan pengetahuan kedalam susunan bahasa yang jernih dan di sesuaikan dengan jenis karangan yang ditulis.
Manfaat yang kedua, menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, artinya dengan menulis dapat menghasilkan sendiri segala sesuatu yang berkaitan dengan mekanik tulisan yang benar seperti : pungtuasi, ejaan diksi, kalimat, dan wacana. Hasil tulisan dapat di terima oleh pembaca, maka tulisan harus di tata dengan runtut dan jelas. Keruntutan karangan dapat memudahkan pembaca memahami isi karangan.
Manfaat yang keempat adalah dapat mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, artinya seorang penulis mau menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat kepada pembacanya. Kondisi seperti ini memotivasi diri penulis untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk di sampaikan kepada pembacanya. Keempat manfaat tersebut di atas, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi murid melakukan kegiatan menulis. Melakukan kegiatan menulis dengan baik, akan berdampak positif bagi diri penulis dan orang lain.
2. Pengertian Pendekatan Proses
Pendekatan proses pada hakekatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar ( Conny, 1992 ). Pendekatan proses ini di pandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.
Pendekatan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa, misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar bahasa Indonesia dalam menulis karangan menggunakan keterampilan proses adalah suatau perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap bahasa Indonesia yang sedang di pelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang di pelajari.
3. Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis.
4. Melatih siswa untuk bertanaya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
5. Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru.
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
3. Penerapan Pendekatan Proses dalam Menulis Karangan
Menulis memerlukan waktu dan tidak dapat sekali dalam waktu seketika. Oleh karena itu harus melalui suatu proses bertahap. Dengan demikian pendekatan yang relevan di gunakan dalam menulis karangan adalah pendekatan proses. Akhadiah ( 1997 / 1998 : 118 ) Suparno, dan Yunus ( 2003 : 17 ) menyatakan bahwa “ pendekatan proses adalah cara pandang menulis dengan serangkaian aktivitas yang terjadi selama proses menulis dengan melibatkan beberapa tahap, yaitu tahap penulisan (persiapan), penulisan, (pengembangan isi karangan) dan pasca penulisan (telaah dan refisi penyempurnaan tulisan). Ketiga tahap menulis tersebut di uraikan sebagai berikut :
a. Tahap pramenulis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis karangan adalah menentukan topik. Penentuan topik karangan tidak boleh luas dan tidak sempit. Topik yang luas akan menghasilkan karangan yang terlalu umum dan dangkal. Akibatnya karangan itu hanya menyampaikan hal-hal yang mungkin tidak berarti bagi pembaca. Sebaliknya topik yang sempit akan menghasilkan karangan yang terlalu detail dan dangkal. Hal sepertti inilah yang sering dialami oleh penulis pemula, sehingga menulis dianggap pekerjaan yang mudah atau sebaliknya pekerjaan yang sulit.
Ada tiga syarat dalam menentukan topik karangan yang baik, yaitu (1) kebermaknaan, (2) kemenarikan, dan (3) ketertantangan. Kebermaknaan suatu topik karangan dapat memberi manfaat atau arti, baik untuk perluasan wawasan dan pengetahuan pembacanya atau ilmu pengetahuan itu sendiri. Memilih topik sebaiknya aktual atau baru yang sesuai dengan kebutuhan pembaca. Contoh topik yang bermakna adalah : mengajar anak mandiri melalui pendekatan agama, upaya menyembuhkan penderitaan HIV adalah contoh bermakna, sebaliknya contoh topik yang kurang bermakna adalah “ jumlah sekolah Indonesia “ dan “manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi”. Topik ini dikatakan kurang baik karena muatan topik itu sudah di ketahui oleh pembaca, atau pembaca tidak memerlukannya karena kebermanfaatannnya kurang bagi pembaca.
Kemenarikan merupakan syarat topik karangan yang baik, artinya topik yang dapat memacu semagat penulis untuk mengemabngkan kaangan dcengan baik. Rasa penasaran akan mendorong penulis untuk menyajikan karangan itu sebaik-baiknya. Sementara itu bagi pembaca karangan yang memiliki topik yang menarik, akan menggelitiknya untuk membaca karangan itu dengan baik. suatu topik karangan di tentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kebermaknaan dan keaktualan.
Syarat topik yang ketiga adalah memiliki ketertantangan, artinya suatu topik akan di bahasa secara mendalam dan tuntas, maka topik hendaknya penulis mempertimbangkan tiga hal, yaitu (a) topik hendaknya sudah di kenal atau di ketahui penulis, (b).bahan pendukung topik relatif mudah diperoleh, dan (c) topik yang di pilih tidak terlalu luas.
Selain pemilihan topik karangan pada bagian prapenulisan, juga yang harus dilakukan oleh penulis adalah menetukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan adalah titik tolak mengarang penentuan tujuan yang dapat dipandu melalui pertanyaan : (a) mengapa saya menulis topik ini ?, (b) siapakah yang akan menjadi sasaran karangan itu ? dan (c) apa yang ingin saya sampaikan kepada pembaca melalui karangan saya ?
Kegiatan yang terakhir dalam kegiatan pra penulisan adalah menyusun kerangka karangan. Maksud menyusun kerangka karangan adalah wacana kerja yang mendukung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan. Kerangka karangan juga sebagai panduan atau rencana penulisan, maka bertolak dari kerangka itulah penulis dapat mengembangkan secara bertahap butir demi butir karangan. Menurut Akhadiah, 1998 / 1999 : 16 ) ada tiga kegunaan kerangka karangan yaitu : (1) kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun karangka karangan secara teratur dan tidak membahas ide sampai dua kali, serta dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah di rumuskan dalam topik atau judul, (2) kerangka karangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda sesuai variasi yang diinginkan, dan (3) sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan di tulisnya.
Kerangka karangan dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik maupun sub-sub topik. Sedangkan kerangka topik setiap butir dalam kerangka topik terdiri dari topik yang berupa frase dan bukan kalimat lengkap.


b. Tahap penulisan
Tahap menulis adalah tahap pengambangan seluruh rencana pada tahap pra menulis. Pada tahap ini penulis menjelaskan apa yang di tulis, mengapa menulis topik tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan penulisan, dan bagaimana jangkauan tulisan.
Akhadiah (1997 : 1998 : 29) menyatakan bahwa, ketika menegmbangkan setiap ide menjadi suatu karangan utuh, penulis harus mengambil keputusan tetantang kedalam serta keluasan isi karangan, jenis informasi yang akan di sajikan, pola organisasi karangan termasuk di dalamnya teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara pembahasan (pilihan kata, kalimat, dan alinea). Keputusan ini harus serasi dengan topic, tujuan, jenis karangan, dan pembaca karangan itu sendiri. Pada saat menulis, penulis harus ingat bahwa menulis adalah merupakan rangkaian proses dan tidak banyak orang yang dapat menuangkan gagasannya dengan baik hanya dengan sekali jadi. Oleh karena itu menulis memerlukan latihan yang insentif. Dengan latihan secara insentif dapat menghasilkan karangan yang baik.
c. Tahap pasca menulis
Tahap akhir kegiatan proses menulis adalah tahap pasca menulis, yaitu merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan. Kegiatan pasca penulisan adalah penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah seperti ejaan, pengutasi, diksi, kalimat, alinea, gaya bahsa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya.
Kegiatan revisi atau perbaikan adalah diarahkan pada pemeriksaaan dan perbaikan karangan. Adapaun langkah-langkah kegiatan penyuntingan adalah (1) membaca keseluruhan karangan, (2) menandai hal-hal yang perlu di perbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, dan di sempurnakan, (3) melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan (Suparno dan Yunus, 2003 : 17).

F. KERANGKA PIKIR
Berdasarkan kerangka terori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang meningkatkan kemampuan menulis karangan murid kelas V SDN I Pundoho yang terdiri atas penggunaan pendekatan proses yang terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pra menulis, saat menulis, dan pasca menulis.untuk lebih jelasnya dapat di lihat kerangka pikir dalam bagan 1 sebagai berikut :









Bagan 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Penggunaan Pendekatan Proses Dalam Menulis Karangan Siswa di Kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari.
Masalah menulis karangan
Aspek murid
- Menentukan topik
- Pengembangan topik
- Kesalahan EYD

Aspek guru
- Menggunakan pendekatan proses

Pra menulis
- Menentukan topik
- Menentukan tujuan
- Membuat kerangka
Saat Menulis
- Mengembangkan kerangkan karangan dalam bentuk paragraf

Pasca menulis
- Editing
- Revisi
- Publikasi

Evaluasi

Hasil Karangan
- Meningkat
- Tidak meningkat 



















G. PROSEDUR PENELITIAN
Subjek Penelitian
Penelitian di rencanakan pada bulan…..sampai dengan bulan ……tahun 2008 waktu tersebut di mulai dari tahap perencanaan sampai tahap laporan dengan tiga siklus, subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SMP Negeri 3 Kendari. berjumlah …..orang.
Memilih siswa kelas 1 sebagai responden dengan alasan : (1) karena sebelum melangkah kekelas-kelas berikutnya maka terlebih dahulu siswa di kelas 1 harus memahami bagaimana menulis karangan yang baik sehingga nantinya mereka tidak merasa kesulitan pada kelas berikutnya. (2) adanya masalah yang di yang ditemukan peneliti dikelas 1 tersebut yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam belajar menulis karangan,
2. Langkah / Penahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Action Research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini mengacu kepada pendapat MC Toggart (1988 : 123) dan Wardani (2007 : 5) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi). Tahap tindakan di gambarkan dalam bagan 2 berikut ini.

Bagan 2. alur penelitian tindakan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan pendekatan proses.
Ide Awal
Diagnostik masalah
Menyusun rencana siklus 1
Tindakan siklus 1
- Pramenulis
- Saat msnulis
- Pasca menulis

Obsevasi siklus 1
Refleksi analisis dan evaluasi 
Belum berhasil 
Menyususn rencana siklus 2
Tindakan siklus 2
- Pramenulis
- Saat menulis
- Pasca menulis

Obsevasi siklus 2
Refleksi tindakan 2 analisis dan evaluasi 
Belum berhasil 
Menyususn rencana siklus 3
Tindakan siklus 3
- Pramenulis
- Saat menulis
- Pasca menulis

Obsevasi siklus 3
Refleksi tindakan 3 analisis dan evaluasi 
Berhasil
Kesimpulan
Laporan 


















Berdasarkan bagian-bagian tentang prosedur pelaksanaan tindakan penelitian yang terdiri atas : tahap pelaksanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, maka keempat tahap tersebut di urutkan sebagai berikut :
Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakann pendekatan proses dengan langkah-langkah berikut :
1. Menyamakan presepsi antara peneliti, guru tentang konsep dan tujuan penggunaan pendekatan proses dalam pembalajaran menulis karangan.
2. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus 1
3. Menentukan bahan dan media pembelajaran yang di gunakan
4. Menyusun rambu-rambu instrument data keberhasilan guru maupun instrument data keberhasilan siswa, berupa format, observasi, pedoman wawancara, tes, dan persiapan rekaman kegiatan tindakan berupa tep rekorder maupun rekaman foto pelaksanaan tindakan.
5. Peneliti memberi latihan kepada guru secara mengimplementasikan rencana pembelajaran siklus 1 sebelum di laksanakan tindakan.
Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V. Adapun kegiatan yang di lakukan adalah guru melaksanakan tindakan menulis karangan dengan menggunakan pendekatan proses dengan tiga tahap yaitu : (1) tahap prapenulisan , (2) saat penulisan, (3) pasca penulisan . 
Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Focus observasi adalah aktivitas guru dan siswa – aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Pada aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan format observasi, pedoman wawancara, rekaman dan hasil karangan setiap responden. Format observasi seperti pada lampiran
Refleksi
Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah di capai pada siklus. Refleksi di lakukan dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai pembelajaran, yang terdiri atas aktivitas guru maupun siswa. Jika hasil yang di capai pada siklus 1 belum sesuai indicator dan target (70 % ke atas) sesuai rencana, maka akan di musawarakan bersama dengan guru tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya di rencanakan tindakan berikutnya,
Ukuran keberhasilan dapat di lihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan siswa. Keberhasilan aspek guru dapat di lihat pada kemampuan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran menulis yaitu bagian awal, inti, dan akhir kegiatan pembelajaran.dengan menerapkan pendekatan proses melaui tiga tahap ayitu yaitu pramenulis, saat menulis, dan pasca menulis. Keberhasilan proses tindakan guru di gunakan format observasi seperti pada lampiran 1.
Kriteria keberhasilan dari aspek siswa dapat di lihat pada pada proses pembelajaran dan hasil yang dicapai dalam menulis karangan. Proses penilaian selama berhasil tindakan di gunakan format obseervasi seperti terlampir. Sementara keberhasilan mengarang digunakan kriteria penilaian sesuai kualitas karangan yaitu : kesesuain topik dan isi, kesesuain isi dan judul, organisasi karangan, kerapihan, dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia, yaitu sesuai EYD dan tata kata, tata kalimat bahasa Indonesia. Presentase pencapaian target di gunakan teknik presentase, yaitu jumlah frekuensi yang di harapkan di bagi jumlah responden kemudian di kali 100 %.
Setiap jenis objek yang dinilai diklasifikasikan dan ditentukan kecenderungan kategori, yaitu sangat baik (SB) jika semua deskriptor muncul, kualifikasi baik (B) jika satu deskriptor tidak muncul, kualifikasi cukup (C) jika tiga deskriptor muncul, dan kualifikasi kurang (K) jika dua deskriptor muncul, dan dikategorikan sangat kurang (SK) jika satu deskriptor muncul, keempat kategori tersebut dapat dilihat seperti tabel empat berikut ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar