Sabtu, 22 Oktober 2016

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


JASA PEMBUATAN PTK  (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang.

Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini


Atau Cek FB Kami Disini 

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, mudah dipahami dan sistematis
Demikian juga keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo. Berdasarkan hasil observasi, hanya 20% (6 siswa) dari 30 siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata.
Pada umumnya, guru cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung monoton dan membosankan. Para peserta tidak diajak untuk belajar berbahasa, tetapi cenderung diajak belajar tentang bahasa. Artinya, apa yang disajikan oleh guru di kelas bukan bagaimana siswa berbicara sesuai konteks dan situasi tutur, melainkan diajak untuk mempelajari teori tentang berbicara. Akibatnya, keterampilan berbicara hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional dan kognitif belaka, belum manunggal secara emosional dan afektif. Ini artinya, rendahnya keterampilan berbicara bisa menjadi hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.
Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about the language) daripada melatih menggunakan bahasa (using language). Dengan kata lain, yang ditekankan adalah penguasaan tentang bahasa (form-focus). Guru lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata (Nurhadi, 2000).
2. Identifikasi, Analisis dan Penyebab Masalah
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Dalam konteks demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran keterampilan berbicara yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Pembelajaran keterampilan berbicara pun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan siswa kelas III SD Negeri 3 Kalirejo, dalam berbicara, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung monoton dan membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan Pragmatik. Melalui pendekatan Pragmatik, siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif.
Dari hasil pembelajaran inidapat diidentifikasi penyebab rendahnya tingkat ketrampilan siswa , yaitu (1) penggunaan bahasa dengan memperhatikan aneka aspek situasi ujaran kurang; (2) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kesantunan masih rendah; (3) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja sama tidak diperhatikan; dan (4) penggunaan bahasa dengan memperhatikan faktor-faktor penentu tindak komunikatif kurang diterapkan.
Melalui prinsip-prinsip pemakaian bahasa semacam itu, pendekatan Pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang sesungguhnya sehingga keterampilan berbicara mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif.
3. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Bagaimana penggunaan pendekatan Pragmatik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa Sekolah Dasar?
2. Pemecahan Masalah
Untuk memberikan solusi segar dari permasalahan tersebut dapat digunakan alternatif tindakan yang mungkin dilakukan yaitu :
a. Guru menggunakan pendekatan pragmatik dalam kegiatan belajar mengajar karena pendekatan ini siswa diajak untuk berbicara dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif.
b. Guru menggunakan konteks berbahasa yang sesungguhnya sehingga keterampilan berbicara mampu melekat pada diri siswa.
c. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar terwujud situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, dan efektif.
3. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan pendekatan Pragmatik dalam pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa Sekolah Dasar;
b) Untuk memaparkan hasil keterampilan berbicara siswa Sekolah Dasar setelah pendekatan Pragmatik digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat bagi guru
– Memperbaiki pembelajaran guru dalam upaya meningkatkan ketrampilan berbicara siswa.
– Membantu guru berkembang secara professional.
– Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbicara.
2) Manfaat bagi siswa
– Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
– Belajar berani mengungkapkan kata-kata dengan benar.
– Siswa menjadi lebih percaya diri dengan pendekatan pragmatik.
3) Manfaat bagi sekolah
– Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan / kemajuan pada diri siswa dan guru.
– Transformasi informasi yang cepat karena komunikasi siswa dan guru lancar.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Kajian teoritik
Untuk mengkaji penggunaan pendekatan Pragmatik dalam meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa Sekolah Dasar digunakan teori yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dan teori yang berkaitan dengan pendekatan Pragmatik sebagai inovasi tindakan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara bagi siswa Sekolah Dasar.
Keterampilan berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Saat ini, arah pembinaan bahasa Indonesia di sekolah dituangkan dalam tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang secara eksplisit dinyatakan dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar anak-anak dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Itu berarti agar anak-anak mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik menggunakan media bahasa Indonesia (Samsuri, 1987 dan Sadtono, 1988).
Melalui harapan tersebut, pengajaran bahasa Indonesia dikelola agar anak-anak memiliki keterampilan-keterampilan praktis berbahasa Indonesia, seperti
1. Menulis laporan ilmiah atau laporan perjalanan
2. Membuat surat lamaran pekerjaan
3. Berbicara di depan umum atau berdiskusi
4. Berpikir kritis dan kreatif dalam membaca
5. Membuat karangan-karangan bebas untuk majalah, koran, surat-surat pembaca, brosur-brosur, dan sebagainya. Apa pun bahan atau aturan-aturan bahasa yang diberikan kepada anak-anak, dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan praktis semacam itu.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, khususnya tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar secara eksplisit dinyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
B. Tindakan penelitian yang dilakukan
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpragmatik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia semacam itu diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik
3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah;
5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; dan daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
C. Analisis penyebab
Banyak unsur-unsur yang mempengaruhi rendahnya tingkat keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia diantaranya aktifitas mental (psikis) yang berlangsung iteraksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan nilai dan sikap. Aktifitas mental atau psikis menghasilkan keterampilan sikap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1) Faktor ingatan, intelektual dan kreatifitas
2) Faktor kematangan, usia, dan jenis kelamin
3) Faktor kebiasaan
4) Latar belakang sosial
Dari faktor-faktor di atas dapat kita simpulkan apabila guru ingin berhasil dalam penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan metode pendekatan pragmatik harus memperhatikan kondisi mental anak yang dihadapi.
Deskripsi keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia diuraikan menurut kurikulum 1994 yang meliputi pengertian, fungsi, tujuan, dan bahan kajian khususnya pada pokok bahasan yang diambil, serta rambu-rambu pelaksanaannya. Untuk dikembangkan metode yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa pada semester I, siswa kelas IV Sekolah Dasar diharapkan mampu mengembangkan dua kompetensi dasar, yaitu:
1) Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif; dan
2) Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan sederhana. Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengembangkan kompetensi dasar siswa kelas IV semester I dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.
Fokus penelitian ini relevan dengan kegiatan pembelajaran aspek keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang diarahkan agar siswa memiliki kemampuan untuk:
a) berpragmatik secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan;
b) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
c) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;
d) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di semester ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009 pada bulan Juli 2008 sampai dengan Agustus 2008.
Tabel 2.1 Jadwal yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No.
Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Penyusunan Proposal
Analisa Data
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi
Evaluasi
Kesimpulan dan Laporan Ö Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
B. Obyek Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini yang terlibat :
1) Guru sebagai peneliti.
2) Siswa sebagai objek/sumber penelitian.
3) Teman sejawat (partner) untuk mengamati dan mengevaluasi pada tindakan yang dilaksanakan.
C. Paradigma Penelitian
Guru yang melaksanakan pembelajaran belum menggunakan peraga
Siswa pasif dalam pembelajaran nilainya rendah
Siklus III
Dalam pembelajaran gurur menggunakan alata peraga perbangku satu
Siklus II
Dalam pembelajaran guru menggunakan Alat Peraga dalam kelompok kecil (4 kel) dengan metode tugas dan alat peraga sederhana
Siklus I
Dalam pembelajaran gru menggunakan alat peraga dalam kelompok besar / kelas dengan metode ceramah dan metode tanya jawab tanpa peraga
Melaksanakan perbaikan masalah : hasil belajar rendah / siswa kurang menguasai materi
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat rata-rata diatas KKM
Ide Awal
Kondisi Akhir
Tindakan
(action)
Melaksanakan perbaikan
Masalah : siswa pasif dalam pembelajaran
D. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran di kelas belum sebaik proses yang diharapkan dalam tujuan pendidikan, baik dalam menanamkan konsep, mengembangkan proses berfikir, mengembangkan nilai dan sikap, memanfaatkan waktu belajar yang efektif dan efisien, serta membuat setiap anak didik terampil berbahasa.
Hal ini dimungkinkan karena guru belum memanfaatkan sarana, fasilitas atau komponen dalam pembelajaran terutama pemilihan dan pemanfaatan alat peraga serta pemilih dan pemanfaatan metode yang tepat.
Dengan mempertimbangkan peranan alat peraga dalam pembelajaran yang antara lain dapat merangsang siswa untuk belajar, suatu teknik menyampaikan pesan, wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran, mengaktifkan komunikasi siswa seperti pada kajian pustaka maka penulis berusaha memperbaiki pembelajaran berbahasa dan kerampilan berbicara. Sesuai dengan pertumbuhan sikap psikologi bahwa anak bisa terampil karena faktor kebiasan dan latihan. Apa yang dapat ia serap maka ia akan mencoba seperti dia mampu berbicara dan fasih sesuai dengan ejaan dan tatanan bahasa yang digunakan.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka berfikir penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1) Dengan latihan dan memanfaatkan metode yang tepat menggunakan pendekatan pragmatik siswa merasa tidak bosan dan dapat meningkatkan keterampilan berbicara.
2) Dengan latihan dan bimbingan yang terus menerus oleh guru siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca dan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Huberman, Michael A. Dan Milles, Matthew B.(2000). Analisa Data Kualitatif (Alih Bahasa Nurhadi). Jakarta : Universitas Terbuka.
H.Dinn Wahyudi, D.Supriadi, Ishak Abdullah. 2004 . Keterampilan Berbicara dan berbahasa. Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Terbuka.
Depdikbud. (1995). Kurikulum Pendidikan Dasar : Garis-garis Besar Program Pengajaran Kelas V Sekolah Dasar. Jakarta : Aneka Ilmu.
Wardani, J.G.A.K dkk. 2001 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Samsuri, dan Sadtono. 1990 . Strategi Belajar Berbicara. Surakarta : Pusat Universitas Sebelas Maret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar