Senin, 06 Maret 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA, INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA, INDONESIA


Harga Per PTK 300ribu, Kalau ambil lebih dari dua bisa kurang
Untuk Pilihan Judul PTK Klik Disini


PROPOSAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 OKU MENULIS PUISI MELALUI MODEL KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

A.    Latar Belakang
Pelajaran bahasa indonesia tidak hanya mempelajari bahasa saja tetapi juga mempelajari tentang sastra. Pengajaran sastra direncanakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman sastra itu terwujud dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan gagasan-gagasan. Saat pengajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam merangsang otak untuk siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup dua jenis, yaitu aspek kebahasaan dan kesastraan. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling menunjang satu sama lain. Pengajaran sastra di sekolah perlu ditingkatkan lagi demi mencapai mutu pembelajaran sastra secara maksimal. Dalam pembelajaran sastra kegiatan akan terwujud secara konkret melalui kegiatan membaca serta memahami puisi, novel, cerita pendek, roman, maupun teks drama. Kegiatan memahami sebuah karya sastra harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat melatih dan mengembangkan kepekaan pikiran. Sedangkan pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi baik itu secara lisan maupun tertulis serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap sebuah karya sastra Indonesia.
Kegiatan bersastra juga mengasah kemampuan siswa untuk memahami pikiran, gagasan, perasaan, dan pendapat yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa. Salah satu tujuan pengajaran kesusastraan ialah menanamkan apresisasi seni pada anak didik. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat langsung menikmati sebuah karya sastra, dari teori-teori tentang sastra sampai penerapan teori tersebut untuk memahami sebuah karya sastra.
Dalam pembelajaran menulis puisi peran guru sebagai fasilitator sangat penting, guru hendaknya mampu mengajarkan pengetahuan tentang sastra terutama puisi secara mendetail kepada siswa sebagai salah satu dasar mereka dalam kegiatan menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi juga akan dapat mengembangan kemampuan  siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU mengunakan Model kontekstual (contektual teanching and learning). Dengan pengembangan Model kontekstual (contektual teanching and learning) secara optimal diharapkan siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran bahasa indonesia khususnya pada pelajaran menulis puisi, serta meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam pengertian mencari, menemukan, dan memcahkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan aktif dan kreatifnya biak dalam mencari sumber-sumber maupun dalam diskusi sebagai upaya pemecahan masalah, siswa benar-benar akan memahami materi pembelajaran. Dengan dikuasainya materi pembelajaran, maka memungkinkan mereka akan mendapatkan nilai yang optimal dan pada gilirannya indeks presentasinya akan meningkat.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah model kontekstual(contektual teanching and learning) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU dalam menulis puisi?
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU dalam menulis puisi melalui  penerapan model kontekstual (contektual teanching and learning). Terlaksana secara maksimal apabila ada kerjasama yang baik antara guru dan siswa.
Kendala-kendala yang terkadang sering muncul sehingga mempengaruhi kurang maksimalnya penulisan puisi tersebut antara lain berasal dari siswa itu sendiri. Kendala tersebut diantaranya adalah siswa kesulitan dalam menentukan pilihan kata yang tepat untuk membuat gagasan pokok berdasarkan pengalaman siswa dan menggunakannya dengan tepat dalam penulisan puisi. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan nilai menulis puisi siswa menjadi rendah, sehingga diperlukan perubahan dalam proses metode pembelajaran. Perubahan tersebut salah satunya dengan menggunakan model kontekstual (contektual teanching and learning) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis puisi.
Model kontekstual (contektual teanching and learning) adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna atau suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Dalam rangka optimalisasi pembelajaran bahasa indonesia khususnya untuk mata pelajaran menulis puisi, maka dirasakan perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas mengenai “upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi”
D.    Mamfaat Penelitian
1.      Mamfaat teoritis
a.       Diperolehnya pengetahuan baru tentang pembelajaran menulis puisi melalui penerapan Model pembelajaran kontekstual (contektual teanching and learning) bagi siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU.
b.      Diperoleh dasar penelitian berikutnya.
c.       Terjadinya pergeseran dari paradigma mengajar menuju paradigma belajar yang mengutamakan proses untuk mencapai hasil belajar.
2.      Mamfaat praktis
a.       Bagi siswa
Meningkatnya kemampuan menulis puisi melalui pengembangan kreativitas dan keaktifan dalam proses pembelajaran.
d.      Bagi guru
Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran bahasa indonesia (menulis puisi) bagi siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU.
e.       Bagi sekolah
Diperolehnya masukan bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehinggs berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
E.     Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).
Menurut Sugiyono (2013: 96) yang menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Menurut Mahsun (2012: 72) menggemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban tentatif terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada dan logika yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa jawaban permasalahan penelitian dapat terbukti dan dapat pula tidak terbukti. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha       :penggunaan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and     learning) dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU tahun ajaran 2012/2013
Ho       :penggunaan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) tidak dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU tahun ajaran 2012/2013
F.     Kriteria Pengujian Hipotesis
kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
1.      Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU tahun ajaran 2012/2013. Jika, koefisien dihitung lebih besar dari pada koefisien tabel maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Jika t hitung ˃ t tabel berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
2.      Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) tidak dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 13 OKU tahun ajaran 2012/2013. Jika, koefisien dihitung lebih besar dari pada koefisien tabel maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Jika t hitung ˂ t tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

G.    Kajian Pustaka
1.      Kajian Literatur
a.      Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008: 3) “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain dan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif”.
Semi (2007: 14) mengemukakan bahwa menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan.
Dalman (2014: 3) “menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat bantu medianya.
Nurjamal, dkk (2011: 69) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan menulis pada hakikatnya adalah suatu proses keterampilan penyampaian pesan yang merupakan hasil pikiran atau perasaan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya dan pengertian menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, dan menulis menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga   orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
b.      Tujuan dan Fungsi Menulis
Semi (2007: 14) tujuan menulis adalah pemikiran gagasan atau ide yang hendak disampaikan dan dituangkan kedalam karya tulis.
Nurjamal, dkk (2011: 72) fungsi menulis sebagai berikut: (1) mengimpormasikan sesuatu kepada pembaca, (2) menyakinkan pembaca, (3) mengajak pembaca, (4) menghibur pembaca, (5) melarang atau memerintah pembacs, (6) mendukung pendapat orang lain, dan (7) menolak atau menyanggah pendapat orang lain.
Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita melalui sebuah tulisan tanpa saling bertatap muka. Dalam dunia pendidikan menulis mempunyai fungsi sebagai alat bantu dalam berpikir bagi para pelajar. Selain itu, menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita memperjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam hanya dalam proses menulis yang faktual.
c.       Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa yunani potesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan” (Ensiklopedia Indonesia N-Z dikutip oleh Tarigan, 1984: 4).
Ralph Waldo Emerson (dikutip oleh Tarigan, 1984: 4) mendefinisikan “puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehiduapan dan alasan yang menyebabkannya ada karena bukannya irama melainkan argumen yang membuat iramalah (yaitu ide atau gagasan) yang menjelmahkan puisi.
Menurut Aminuddin (2010: 134), “Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Kleden (dalam Mawadah, (2010: 8) mengatakan bahwa puisi adalah keindahan dan dan suasana tertentu yang terkandung dalam kata-kata.
Wordsworth (Dalam Pradopo, 2009: 6) menyatakan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.
Hudson (Dalam Sulistyo, 2009: 70) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian uantuk membuahkan ilusi dan imajinasi. Apabila kita membaca suatu puisi dengan penghayatan yang baik maka kita akan terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca puisi.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang bahasanya disusun dengan pemilihan kata yang tepat yang merupakan ekspresi dari pengalaman penyair yang bersifat imajinatif sehingga dapat menimbulkan rasa kepuasan dan keindahan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar